REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Ancaman untuk turun ke jalan sudah membayangi kubu Shafiq jika dirinya terpilih menjadi presiden Mesir pada pemilihan umum kali ini.
Shafiq yang disebut-sebut memperoleh dukungan dari militer memang dikenal sangat menentang kelompok Islamis.
Namun, kubu Mursi pun belum bisa benapas lega. Jika ia yang terpilih menjadi presiden, maka ketegangan antara kelompok Islam dan tentara akan semakin meruncing.
"Sekarang Mesir harus memilih antara revolusi dan kontra-revolusi," kata Mohammed Betagy, pemimpin partai Ikhwanul Muslimin, seperti dikutip Reuters, Jum'at (25/5).
Banyak harapan yang dipupuk warga Mesir dalam pemilu kali ini. Demokrasi yang dijunjung tinggi tak jarang memakan korban. Untuk itu, dewan militer berjanji untuk melindungi proses pemilihan umum hingga presiden baru terpilih Juli mendatang.
Calon kuat lainnya ditempati Sabhi di posisi ketiga dan Abul Fotouh di posisi keempat. Hasil sementara menunjukkan Mursi unggul dengan perolehan 25 persen suara. Putaran kedua rencananya akan digelar 16-17 Juni mendatang.