Senin 28 May 2012 12:15 WIB

Penertiban Minimarket dan 7-eleven Terus Dilakukan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Hafidz Muftisany
Perampokan Minimarket (ilustrasi)
Foto: Antara
Perampokan Minimarket (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Sejumlah insiden perusakan kerap mewarnai minimarket dan 7-eleven yang beroperasi selama 24 jam.  Terakhir, insiden perusakan terjadi di 7-eleven Salemba, Jakarta Pusat yang terjadi pada Jum'at (11/5). 

"Jika sudah berbicara insiden perusakan seperti itu, jelas domain kepolisian," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta, Arie Budhiman saat dihubungi Republika, Senin (28/5).     

Akan tetapi, Arie mengaku telah mengirimkan surat kepada para pengelola gerai minimarket dan 7-eleven untuk meningkatkan kewaspadaan.  Dalam surat tersebut, lanjutnya, pengelola gerai minimarket dan 7-eleven diharapkan dapat membuat standard operational procedure (SOP) bekerja sama dengan pihak kepolisian. 

"Intinya mereka (para pengelola gerai) harus proaktif," imbuhnya.

Arie menambahkan, dalam masalah ini, keberadaan satuan pengamanan internal dari masing-masing gerai sangat penting.  Meskipun, insiden-insiden seperti yang terjadi di Salemba beberapa waktu lalu tidak sering terjadi.

Terkait keinginan Pemprov DKI Jakarta mengkaji ulang perizinan minimarket dan 7-eleven yang beroperasi 24 jam, Arie menyebut Instruksi Gubernur Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penataan dan Penertiban Minimarket dan 7-Eleven di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tetap menjadi patokan utamanya. 

"Itu masih berjalan terus," kata dia.

Arie mengatakan, para pengelola gerai akan difasilitasi perizinannya jika dapat melengkapi syarat-syarat yang ditentukan, salah satunya adalah izin membangun bangunan (IMB).  "Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, tentu kita tidak akan memberikan izin," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement