REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST--Komite Medis Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) merekomendasikan Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) untuk mempertimbangkan kajian lanjutan terhadap kostum yang dikenakan pesepakbola berjilbab. Rekomendasi itu dinilai Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali, sebagai langkah kontra produktif.
Rekomendasi itu berawal dari temuan para ahli medis FIFA yang menyebut pesepakbola berjilbab rentan terkena cedera akibat kostum yang dikenakannya. Sebabnya, Kepala Komite Kesehatan FIFA asal Belgia, Michel D'Hooge meminta FIFA untuk segera mengelar pertemuan luar biasa pada Juli untuk membahas kemungkinan adanya kajian tambahan pada kostum yang dimaksud.
Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania merasa terkejut dan terganggu dengan rekomendasi Komite Kesehatan FIFA yang dirilis, Kamis (24/5) kemarin. "Jika memang itu benar, saya akan menerimanya. Tapi saya percaya temuan itu tanpa dasar," paparnya seperti dikutip alarabiya.net, Senin (28/5).
Pangeran Ali, pihak yang getol memperjuangan hak muslimah untuk bermain sepakbola begitu emosional saat mendengar rekomendasi itu. Menurutnya, komite Media FIFA terlalu konservatif. "Saya begitu terkejut. Kami mencoba untuk melihat masalah ini dengan kepala dingin, dan saya sangat terganggu dengan komentar yang dibuatnya. Saya biasanya tidak terlalu emosional namun masalah ini sangatlah penting," kata dia.
"Ada perempuan yang bertugas di zona peperangan di seluruh dunia. Dan banyak dari mereka yang mengenakan jilbab jadi saya sangat terganggu dengan masalah ini. Padahal yang kami minta adalah hak bagi setiap perempuan untuk diizinkan bermain sepakbola," kata dia.
Pangeran Ali mengharapkan agar permasalah ini juga perlu disikapi dengan hormat layaknya keseriusan FIFA untuk menangani teknologi garis gawang. "Saya berharap, setidaknya, IFAB akan memungkinkan evaluasi yang tepat. Yang penting, para pemain akan diizinkan untuk bermain di lapangan. Jika memang komite medis dan FIFA ingin memantau lebih lanjut, silahkan lakukan," kata dia.
Pangeran Ali mengatakan lembaga independen dan desainer dari Belanda dan Kanada telah mengajukan bukti ke D'Hooghe dan petugas medis FIFA Jiri Dvorak. Namun, para desainer merasa terkejut dengan apa yang direkomendasikan. "Apa yang sebenarnya dibicarakan D'Hooghe," kata dia.
D'Hooghe, yang berbicara setelah dua hari konferensi medis FIFA, Kamis (24/5) mengatakan pihaknya telah menerima beberapa sampel dari sejumlah dokter, termasuk dari negara-negara Muslim. Kesimpulannya, jilbab itu membahayakan para pemain.
"Ketika perempuan berlari dengan cepat, lalu berbenturan dengan pemain lain maka yang terjadi adalah cedera serius pada kepala," ungkapnya.
Ia mengatakan desain seragam Velcro memang lebih aman tetapi masih terdapat sisi lemah yang harus segera diperbaiki. "Jika besok, kami menerima contoh lain, kami akan tes. Kita harus meminimalisir resiko pada leher dan kepala," kata dia.