REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) belum lama ini merilis 13 klub di Liga Super Indonesia dan Liga Prima Indonesia yang menunggak gaji pemain. Namun siapa sangka, PSMS Medan yang tidak tercatat di daftar tersebut ternyata juga melakukan hal sama.
Hal itu diungkapkan langsung oleh pelatih PSMS, Suharto. Ia mengatakan, tim Ayam Kinantan-julukan PSMS-- sudah empat bulan tidak membayar gaji pemain. Mereka pun sudah melakukan protes kepada manajemen namun belum juga membuahkan hasil.
"Selain gaji yang belum dibayar selama empat bulan, manajemen juga belum melunaskan sepuluh persen dari sisa draft kontrak pemain," kata Suharto kepada Republika tanpa mau menyebutkan penyebab dan nominal tunggakan.
Suharto berharap agar manajemen PSMS secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena, selain sebagai hak, kelancaran pemberian gaji sangat penting untuk menunjang kehidupan bahkan performa pemain di lapangan.
"Mereka kan punya kebutuhan, apalagi yang berkeluarga. Mereka memiliki kewajiban lebih berat untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Itu kan jadi beban pikiran," tambah Suharto
Untuk itu, saat ini Suharto terus menyuntikan motivasi kepada para pemain agar tetap mengerahkan performa terbaiknya di lapangan dan tidak terlalu terganggu dengan permasalahan manajemen.
Maklum, motivasi tinggi memang perlu dimiliki anak-anak asuh Suharto yang kini masih berkutat di peringkat 13 klasemen sementara Liga Super Indonesia setelah hanya mengoleksi 30 poin. Mereka baru memenangkan tujuh pertandingan dari 26 laga yang telah dilakoni.
Berdasarkan daftar yang dirilis APPI, belasan klub yang belum memenuhi hak pemainnya terdiri dari tujuh klub IPL ; Persija Jakarta, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, Bontang FC, Persiraja Banda Aceh dan PSM Makassar.
Sementara dari klub ISL ada enam klub ; Persija Jakarta, Deltras Sidoarjo, Srwijaya FC, Pelita Jaya, Persela Lamongan dan Arema Indonesia.