Selasa 01 May 2012 02:17 WIB

PBB: Korban Sipil Menurun

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Hamid Karzai
Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, jumlah warga sipil Afghanistan yang tewas mengalami penurunan sebanyak 36 persen di tahun 2012 dibanding tahun sebelumnya. Utusan senior PBB untuk Afghanistan, Jan Kubis, mengatakan, 579 warga sipil tewas dalam empat bulan pertama tahun ini. Sementara tahun lalu pada periode sama mencapai 1.219 orang.

Adapun jumlah orang yang terluka juga turun dari 1.373 menjadi 1.216 orang. Petugas HAM PBB di Afghanistan, James Rodehaver, mencatat jumlah korban tewas terkadang naik turun sejak 2007. 

Taliban dan sekutunya mengaku bertanggung jawab atas korban sipil. Dalam empat bulan pertama 2012, pasukan anti pemerintah Afghanistan menyebabkan 79 persen korban sipil tewas dan pasukan Afghanistan serta asing mencapai 9 persen. Namun demikian, tidak jelas siapa yang bertanggung jawab untuk 12 persen sisa korban tewas.

"Kami mengajukan usulan yang ditujukan kepada semua pihak, kami mendesak mereka untuk mengambil tindakan, dan kadang-kadang kita melihat hasilnya dan saya sangat senang melihat hasilnya," kata Jan, seperti dipantau AP dan Reuters, Kamis (31/5).

Jumlah tentara koalisi yang tewas di Afghanistan mencapai 174 orang tahun ini. Jumlah warga sipil yang tewas dalam perang Afghanistan terus meningkat setiap tahun selama lima tahun terakhir, mencapai rekor 3.021 pada tahun 2011.

Kematian warga sipil dalam serangan udara NATO telah menuai kritik keras dari Presiden Hamid Karzai, yang berpendapat membuat warga Afghanistan menentang pemerintah yang didukung Barat.

Kubis mendesak sekutu negara itu untuk tidak mengabaikan bantuan sosial dan ekonomi ke Afghanistan. Afghanistan membutuhkan miliaran dolar bantuan internasional untuk menstabilkan ekonominya yang semakin merosot.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement