REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang puasa dan Idul Fitri, kondisi jalan lintas timur (jalintim) yang kerap dilalui kendaraan dari semua provinsi di Sumatra, kembali rusak parah. Lubang besar dan kecil yang menganga di badan jalan, tak kunjung diperbaiki.
Dari penelusuran, Jumat (1/6), kerusakan jalintim terparah mulai dari Jalan Soekarno-Hatta (kota Bandar Lampung) hingga perbatasan Lampung dan Sumatra Selatan (Sumsel). Jalan rusak tersebut, membuat pengendara mobil terpaksa ekstra hati-hati, karena sering terjadi kecelakaan untuk menghindari jebakan lubang jalan.
Kerusakan jalan semakin parah, selain faktor cuaca yakni musim penghujan, juga tidak ada perbaikan berupa penambalan sementara, dan ditambah bebasnya truk bermuatan melebihi kapasitas beban badan jalan melintas di jalintim. Kondisi ini, sering membuat arus kendaraan menjadi macet.
Di jalintim Lampung, lubang-lubang jalan mulai terpantau saat memasuki kawasan Bandar Jaya (Kabupaten Lampung Tengah) hingga Menggala (Tulangbawang). Kondisi serupa juga terlihat di kawasan Unit II hingga menuju Simpang Pematang (Mesuji). Sering terjadi kemacetan saat truk barang melintas dengan muatan lebih pada petang hari.
Sekretaris Pemerintah Provinsi Lampung, Berlian Tihang, menyatakan anggaran perbaikan jalan rusak di wilayah Lampung menggunakan APBD tidak memadai. Menurut dia, kondisi ini menyebabkan perbaikan infrastruktur jalan di provinsi tersendat.
Selain itu, mantan kepala Dinas Bina Marga ini menyatakan anggaran rehabilitasi jalan yang minim tersebut, juga menambah parah saat sebagaian kontraktor jalan menyelewengkannya, akhirnya kondisi badan jalan yang diperbaiki cepat rusak kembali.
Data Dinas Bina Marga, hasil survei dinas tersebut selama tahun 2011, pada Maret terlihat, dari 2.369,97 kilometer jalan milik provinsi, 54 persen atau 1.279,8 km di antaranya mengalami kerusakan. Dinas Bina Marga menganggarkan dana Rp 281 miliar untuk melakukan rehabilitasi jalan yang rusak, namun kerusakan jalan terus bertambah. Sedangkan kondisi jalan provinsi hingga akhir 2011 panjang jalan provinsi adalah 2.199,06 kilometer, dari jumlah itu, jalan yang rusak naik menjadi 70 persen atau 1.394,14 kilometer.
Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) RI Nomor 57/LHP/XVIII.BLP/12/2011tentang Belanja Infrastruktur Jalan dan Jembatan Provinsi 2011 itu menyebutkan sepanjang 721,52 km jalan dalam kondisi rusak berat. Sedangkan jalan yang dikategorikan rusak sedang dan ringan, masing-masing sepanjang 362,91 km serta 309,71 km. Sedangkan jalan yang dalam keadaan baik, hanya 804,92 km atau 30 persen dari seluruh ruas jalan provinsi.