REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT---Utusan perdamaian PBB-Liga Arab Kofi Annan, Jumat, mengatakan ia "frustrasi" dengan pertumpahan darah di Suriah dan mendesak Presiden Bashar al-Assad agar melakukan tindakan berani guna mempercepat diakhirinya kerusuhan tersebut.
"Tindakan berani harus dilakukan oleh Presiden (Bashar) al-Assad di Suriah untuk melancarkan energi sesungguhnya ke dalam penerapan rencana perdamaian enam-pasal," kata Annan setelah pembicaraan di Beirut dengan para pejabat senior Lebanon.
Annan, yang sedang melakukan kunjungan regional ke negara tetangga Suriah setelah pembicaraan awal pekan ini di ibu kota Suriah, Damaskus, dengan Bashar, mengatakan ia "frustrasi mengenai kerusuhan" di Suriah. Sebanyak 108 orang tewas di Kota Kecil Houla.
"Kita semua tidak sabar dan frustrasi mengenai kerusuhan tersebut, dengan pembunuhan itu. Saya frustrasi bahkan mungkin lebih daripada anda semua," kata Annan.
Annan menengahi gencatan senjata yang telah dilanggar setiap hari sejak 12 April. "Saya benar-benar ingin melihat keadaan jauh lebih cepat daripada yang telah mereka kerjakan," kata mantan pemimpin PBB tersebut. Ia juga menyeru masyarakat internasional agar "meningkatkan upaya mereka" guna membantu mengakhiri 15 bulan kerusuhan di Suriah.
Namun ia juga menyampaikan ucapan dengan nada optimistis, dan memberitahu wartawan di Beirut bahwa krisis Suriah "bukan sesuatu yang bisa berlangsung selamanya".
Sebanyak 300 pengamat PBB yang tak bersenjata telah digelar di Suriah sejak gencatan senjata berlaku, sebagai bagian dari rencana perdamaian enam-pasal Annan.
Rencana perdamaian itu juga menetapkan tentara harus ditarik dari kota besar dan kecil.
Para pemantau mengatakan lebih dari 13.400 orang telah tewas di seluruh Suriah sejak aksi perlawanan anti-pemerintah meletus pada Maret 2011, termasuk hampir 2.300 orang yang tewas sejak 12 April.