REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menyatakan tidak mempermasalahkan kekecewaan dan kritikan dari Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanudin yang meragukan kemampuannya sebagai Wakil Gubernur di Jabar.
"Silakan saja kalau mau mengkritik dan tidak ada yang harus saya tanggapi. Ok," kata Dede Yusuf setelah menghadiri Rapat Umum Kebangsaan Bulan Bung Karno, di Gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung, Minggu.
Pada acara tersebut, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanudin menyatakan kecewa terhadap kemampuan dari Wakil Gubernur Jawa Barat dan kekecewaan itu terkait pernyataan-pernyataan Dede Yusuf yang salah satunya salah menyebutkan urutan pertama dari empat pilar kebangsaan.
"Pertama saya kecewa dengan kemampuan imajinasi Wakil Gubernur Jabar kita itu. Beliau mengatakan urutan pertama dalam empat pilar kebangsaan itu UUD 45. Ini negara sedang menanamkan empat pilar negara kesatuan NKRI. Yang pertama itu, ialah Pancasila bukan UUD 45," kata Tubagus.
Hal kedua yang dikritisi dan membuat kecewa, kata dia, ialah pernyataan Dede Yusuf yang menyatakan bahwa Provinsi Jawa Barat tidak memiliki potensi pertambangan.
"Yang kedua, kita juga mempertanyakan bahwa seorang wakil gubernur mengatakan bahwa di Jawa Barat tidak ada pertambangan. Terus 'ngapain' saja, di dekat rumah saya itu ada minyak, ada gas, kemudian ada emas. Ayo ke wilayah Cikotok, saya antar," katanya.
Dan kekecewaan yang ketiga, kata Tubagus, ialah Wakil Gubernur Jawa Barat menyebutkan bahwa jumlah anggota DPR RI ada 90 orang.
"Ketiga ialah jumlah anggota DPR RI itu bukan 90 orang. Itu bagaimana orang kalau tidak tahu potensi yang dipimpinannya. Ini sangat disesalkan untuk ukuran pejabat di daerah. Kenapa? Karena ini aset sebuah wilayah, aset provinsi. Kalau jumlah saya tidak tahu, bagaimana kita bisa mengelola dengan baik," ujar dia.