REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Himpuan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Depok, Mustofa Budi Cahyo, mengatakan petani belimbing di daerah itu belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah.
"Seharusnya sebagai ikon Kota Depok, para petani belimbing mendapat kemudahan dan perhatian lebih," katanya di Depok, Jawa Barat, Selasa.
Akibat belum mendapat perhatian lebih, maka harga belimbing di kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta ini masih tergolong mahal dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dari sisi bisnis, harga belimbing dari Kota Depok lebih mahal dibandingkan wilayah lainnya seperti Pasar Induk Kramat Jati.
Jika harga bersaing, maka produsen lebih memilih harga lebih murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. "Jika harga lebih murah, kita bisa memasukkannya ke pabrik pengolahan minuman belimbing," katanya.
Untuk itu, Mustofa berharap konsistensi Pemerintah Kota Depok terhadap ikon belimbing. Langkah menjadikan belimbing sebagai ikon sebuah kota harus dibarengi dengan sentra produksi.
Mustofa mengatakan ketidakkonsistenan Pemkot Depok menjadikan belimbing sebagai ikon itu salah satunya adalah banyak potensi yang belum digarap dengan baik. Selain itu, petani juga banyak yang belum mengetahui dalam pengelolaan belimbing.
"Seharusnya petani diberi pendampingan sampai dengan pemasarannya," katanya.