Selasa 05 Jun 2012 21:46 WIB

Masih 48 Persen, Cakupan Layanan PDAM di Papua

Warga Kabupaten Mulia, Provinsi Papua, saat berangkat ke pasar.
Foto: Republika Online/Chairul Akhmad
Warga Kabupaten Mulia, Provinsi Papua, saat berangkat ke pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Jaringan infrastruktur di provinsi paling timur Indonesia masih jauh dari memadai. erusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di 10 PDAM yang ada di Provinsi Papua tahun 2012, hanya mampu melayani air bersih sebesar 48 persen dari kebutuhan penduduk di daerah itu.

Ketua DPD Perhimpunan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) Papua Ir Gading Butar-Butar di Jayapura, Selasa (5/5) , mengatakan bila mengacu target pencapaian Millennium Development Goals (MDG) 2015 maka cakupan pelayanan tersebut masih jauh dari target MDG 80 persen tahun 2015.

Dia menyebutkan, angka pelayanan yang masih rendah tersebut dikarenakan beberapa faktor. Pertama tingkat kebocoran air rata-rata 47 persen. Selain itu dari 10 PDAM terdapat 3 PDAM yang masih melakukan kerja sama denagan WMD (salah satu perusahaan air minum di Belanda) yaitu PDAM Merauke, PDAM Biak dan PDAM Sorong.

"Dari 10 PDAM di Provinsi Papua terdapat 6 PDAM di Papua dan 4 PDAM di Papua Barat," kata Gading saat pembukaan Rapat Kerja Daerah dan Workshop SAK-ETAP PERPAMSI DPD Papua.

Gading mengatakan, besrnya angka kehilangan air juga dikarenakan banyaknya pipa transmisi maupun pipa distribusi yang sudah lama dan bahkan di beberapa lokasi tidak ada pipa distribusi tertiernya sehingga pelanggan langsung menyambung ke pipa distribusi utama.

"Tingkat kehilangan air tinggi akibat kesadaran dari sebagian pelanggan yang masin rendah. Sering dijumpai pelanggan buka meter sendiri dengan alasan supaya air lancar jalannya. Ditambah ada anggapan air adalah karunia Tuhan," katanya

 "Selain itu dari hasil survei kami di Jayapura banyak pelanggan tidak bayar air disebabkan oleh kontiunitas air yang dialirkan PDAM tidak lancar itu menyebabkan efisiensi penerimaan juga rendah atau hanya sekitar 70 persen," katanya.

 

Dia mengatakan, untuk saat ini sebagian besar PDAM yang ada di Papua terjadi penurunan debit sumber air. "Apabila hujan tidak turun 2 minggu saja, terjadi penurunan debit air 50 persen. Hal ini disebabkan areal hutan lindung/cagar alam sudah banyak beralih menjadi pemukiman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement