Kamis 07 Jun 2012 21:48 WIB

Murid Foto Bareng Wanita Israel, Kepsek Palestina Dimutasi

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi menari
Ilustrasi menari

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Seorang Kepala sekolah di Palestina itu harus membayar mahal karena harus melepaskan jabatannya setelah mengajak para muridnya ke pantai. Fatalnya, kepala sekolah termuda di Palestina itu membiarkan para muridnya menari serta berfoto dengan wanita Israel yang mengenakan bikini. Tak pelak, ia pun dimutasi dari sekolah tempatnya memimpin ke sekolah sejauh 30 km dari rumahnya.

Mohammad Abu Samra adalah kepala sekolah Sekolah Menengah Al Salam di Qalqiliya, utara Tepi Barat. Ia dipindahkan dari sekolah setelah mengajak 45 murid kelas 11 dan 12 ke pantai Jafa, Israel.

Pria 33 tahun itu dianggap bersalah karena beberapa muridnya kedapatan berfoto dengan wanita Israel yang mengenakan bikini. Kelakuan itu dianggap sebagai aib oleh keluarga para siswa. Tak sampai situ saja, ia juga membiarkan para muridnya yang berusia 17-20 tahun tersebut berdansa dengan sekelompok pria dan wanita Israel di tepi pantai.

Abu Samra berdalih, saat matahari terbenam, ia memerintahkan muridnya untuk bersiap-siap pulang. Namun, pada saat yang sama, sekelompok pria dan wanita Israel sedang menyiapkan lantai dansa dengan DJ di sekitar pantai.

 

"Murid-murid saya tertarik dengan musiknya, dan mereka mulai bergabung dan menari. Lalu para warga Israel itu ikut bergabung dan menari bersama selama sekitar 10-20 menit. Saya tak bisa mengusir mereka," kisah Abu Samra seperti dilansir Albawaba.

Seorang pejabat senior Departemen Pendidikan Palestina mengatakan, Abu Samra seharusnya tak mengizinkan muridnya untuk menari disana. Bukti ada beberapa wanita Israel berdansa bersama muridnya memperumit masalah.

Pejabat menekankan, Abu Samra telah melakukan kesalahan administrasi. Sebab kementerian Palestina dan Israel telah mengatur mengenai kunjungan ke masing-masing tempat sejak 1948. Salah satunya pihak berwenang Israel hanya mengizinkan pengunjung dari Palestina datang ke tempat wisata Israel hingga jam tujuh malam.

"Masalah ini memiliki konsekuensi sosial dan politik yang serius. Perjalanan seperti ini harusnya direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang lebih konservatif," kata pejabat tersebut.

sumber : Albawaba
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement