Kamis 07 Jun 2012 22:43 WIB

Warga Sekitar Ponpes Babussalam tak Tahu Jika Ada Pengajian

Rep: Agus Raharjo/ Red: Hazliansyah
SMS, ilustrasi
Foto: Antara
SMS, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Rencana pengajian di pondok pesantren Babussalam, Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kamis (7/6), telah lama direncanakan. Dalam pengajian akbar tersebut, menghadirkan penceramah yang dikenal keras terhadap isu Syiah.

Namun, beberapa warga yang dikonfirmasi hal ini justru tidak mengetahui ada pengajian di Desa Puger Wetan.

Salah seorang warga, Djamrok Abdullah, tidak mengetahui adanya pengumpulan massa atau pengajian di Desa Puger Wetan.

Menurutnya, setiap ada pengajian di Puger Wetan, memang selalu meriah dan mengundang antusiasme warga. Namun, untuk pengajian malam ini, ia malah tidak mengetahuinya. Padahal rumah Djamrok yang berada di desa Bagorejo, Kecamatan Gumuk Mas berbatasan langsung dengan Kecamatan Puger.

"Tidak tahu, biasanya kalau ada pengajian memang ramai orang datang," kata dia.

Djamrok menambahkan, pihaknya juga tidak mendengar adanya isu terkait perselisihan atau pengumpulan massa untuk melakukan penyerbuan ke ponpes itu.

Diberitakan sebelumnya, sebuah pesan pendek atau sort message service (sms) yang bernada rencana penyerbuan dari sekelompok massa ke sebuah pengajian akbar di Jember, Jawa Timur, beredar pada Kamis (7/6) malam. Dalam pesan singkat itu disebutkan, akan ada pengajian akbar di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jatim.

Pengajian akbar akan diisi ceramah Habib Muhdar Al Hamid dari Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Selain itu, pesan singkat yang menyebar di kalangan wartawan itu menyebut Nizar dari Bangil sebagai pengerah massa.

Rencananya, usai pengajian akbar, massa akan menyerbu sebuah pondok pesantren Babussalam. Ponpes itu sendiri merupakan ponpes Syiah yang dipimpin Habis Ali al Habsyi. Dalam sms juga disebutkan kemungkinan akan banyak korban yang berjatuhan akibat serbuan massa tersebut. Sebab, ponpes Syiah yang berada di Jember memiliki ribuan pengikut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement