REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie tidak bisa memastikan siapa yang akan menggantikan Anas Urbaningrum bila Ketua Umum Demokrat itu mundur dari jabatannya. "Saya tidak mau berandai-andai apa yang akan terjadi," kata Marzukie kepada Republika di ruang kerjanya, Rabu (13/6).
Marzuki menyatakan belum memahami mekanisme partai apabila Anas mundur. Menurutnya status Anas sebagai Ketua Umum sepenuhnya menjadi urusan DPP Demokrat. "Bagaimana mekanismenya saya belum tahu. Saya belum baca AD/ART nya," ujar Marzuki.
Kendati sejumlah kadernya mengalami kasus hukum, Marzuki percaya tidak ada gejolak di internal partai. Menurutnya berbagai perbedaan persepsi antarkader Demokrat di berbagai media merupakan bagian dari dinamika politik. Ia menyatakan hal semacam ini sebagai sesuatu yang wajar. "Di seluruh Partai ada dinamikanya. Itu wajar. Namanya saja demokrasi," katanya.
Marzuki menepis anggapan jika tidak dilibatkannya Anas dalam pertemuan pengurus DPD dengan Ketua Dewan Pembina di Cikeas sebagai bentuk manuver terhadap kepemimpinan Anas. Tidak dilibatkannya Anas semata karena Ketua Dewan Pembina ingin mendengar langsung aspirasi pengurus DPD terhadap kinerja Anas.
"Kalau ada Anasnya mungkin nanti para pengurus DPD tidak berani terbuka," tandas Marzuki yang juga menjabat sebagai Ketua DPR ini.