REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perang Afghanistan menyajikan angka statistik menyeramkan, yakni saban hari lima bocah jadi korban tewas, atau minimal luka berat. Angka itu meningkat lebih dari seperempat ketimbang tahun lalu.
PBB, Rabu (13/6), merilis Laporan Tentang Anak-anak Dalam Kemelut Bersenjata. Dalam laporan tersebut disebutkan, sebanyak 1.756 anak-anak tewas atau luka dalam perang di Afghanistan pada 2011, rata-rata 4,8 anak sehari, sementara 1.396 orang pada 2010.
UNICEF menyatakan, lebih dari 300 orang di bawah 18 tahun dilaporkan dibibit berperang di Afghanistan, tempat gerilyawan Taliban mengobarkan perlawanan semakin berdarah terhadap pemerintah dan Barat pendukungnya.
"Kematian anak-anak adalah tragedi. Tingkat penderitaan tak terhindari anak-anak, seperti dalam laporan Sekretaris Jenderal itu, sama sekali tidak dapat diterima," kata wakil Perwakilan UNICEF Afghanistan, Vidhya Ganesh.
"Sangat penting semua pihak dalam kemelut itu melakukan segala cara, segera, untuk melindungi kehidupan dan hak dasar anak-anak Afghanistan," katanya.
Pada Februari, Pemerintah Afghanistan menyatakan polisi menyelamatkan 41 anak, beberapa berusia enam tahun, dari upaya penyelundupan ke Pakistan untuk dilatih sebagai pelaku bom bunuh diri. Pada awal bulan itu, pihak berwenang mengumumkan penangkapan dua calon pembom jibaku berusia 10 tahun, yang diduga berencana menyerang tentara asing dan Afghanistan di propinsi selatan, Kandahar, tempat kelahiran Taliban.