Ahad 17 Jun 2012 15:20 WIB

Status Gunung Anak Krakatau Masih Waspada

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dewi Mardiani
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Meski terjadi penurunan frekwensi kegempaan vulkanik, status Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, masih level waspada. Kepada pengunjung gunung berapi tersebut, termasuk nelayan dan warga, petugas masih memberlakukan larangan mendekat kawasan gunung dalam jarak radius dua kilometer.

“Sampai saat ini, statusnya masih waspada. Namun, jumlah kegempaannya telah menurun dari sebelum-sebelumnya,” kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Ahad (17/6). Ia belum bisa menyebutkan angka pasti penurunan frekwensi kegempaan per harinya.

Status waspada GAK telah berlangsung setahun lebih, setelah sebelumnya sempat masuk level Siaga I. Andi menyebutkan pihaknya belum menurunkan status waspada, meski ada penurunan jumlah kegempaan dari hari ke hari. ”Belum ada penurunan status Krakatau,” ujarnya.

Ia berharap pengunjung baik wisatawan maupun nelayan atau warga sekitar untuk tetap tidak mendekati kawasan GAK dalam radius dua kilometer. Zat belerang yang dikeluarkan dari perut GAK masih dinilai berbahaya bagi keselamatan pengunjung. Sebab, GAK masih menyemburkan zat-zat beracun dari kawahnya.

GAK pernah mengalami intensitas kegempaan yang disertai keluarnya kandungan kimia beracun dari kawah gunung, pada tahun 2010 lalu. Jumlah kegempaan yang tercatat di atas 3.000 kali per harinya, dan status GAK pun menjadi Siaga I. Sementara pada laporan yang diperoleh, selama Juni ini, intensitas kegempaan GAK tercatat hanya 112 hingga 127 per hari.

Kondisi GAK saat ini masih tertutup kabut awan sehingga pemantauan dengan mata telanjang dan menggunakan teropong belum bisa dilakukan. Pos pemantauan hanya menggunakan alat seismograf, yang terpantau di posko. Kabut asap sepanjang hari selalu menutupi puncak gunung yang pernah meletus pada tahun 1883 silam tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement