REPUBLIKA.CO.ID, Sumber-sumber resmi AS menyatakan bahwa Amerika Serikat merencanakan intervensi militer ke Suriah dan masalahnya hanya waktu.
Situs DEBKAfile Israel yang diyakini memiliki hubungan dekat dengan badan intelijen Israel mengutip keterangan sebuah sumber yang menolak menyebutkan namanya Sabtu (16/6) menulis, "Intervensi akan terjadi. Ini bukan lagi tentang 'jika' melainkan ‘kapan'."
Laporan itu menyebutkan bahwa saat ini sebuah delegasi dari kelompok militan anti-pemerintah Suriah berada di Washington untuk membicarakan senjata berat untuk mereka dari pemerintah AS.
Dalam pertemuan mereka dengan Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dan pakar Suriah di Departemen Luar Negeri AS, Fred Hof, pemimpin delegasi tersebut menyerahkan dua daftar untuk disetujui AS yang mencakup berbagai jenis senjata berat dalam menghadapi angkatan bersenjata Presiden Suriah Bashar al-Assad dan menyerang target yang telah dipilih guna mengguncang pemerintah Suriah.
Sumber itu menambahkan bahwa sebagian besar senjata telah dibeli oleh Arab Saudi dan Qatar dan siap untuk dikirim.
Sebelumnya, kepala misi pengawas PBB di Suriah, Mayor Jenderal Robert Mood, merilis statemen bahwa tim pengawas "menangguhkan kegiatannya" di Suriah menyusul eskalasi kekerasan bersenjata seraya menambahkan, "Telah terjadi peningkatan aksi kekerasan bersenjata di Suriah dalam 10 hari terakhir. "
Prakarsa damai enam poin oleh utusan khusus PBB-Liga Arab, Kofi Annan, efektif berlaku mulai pertengahan April yang menyerukan gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata dan juga ditekankan agar tim bantuan kemanusiaan harus diizinkan mengakses wilayah yang dilanda instabilitas untuk menyalurkan bantuan kepada warga, pembebasan para tahanan, dan pelaksanaan dialog.
Kerusuhan di Suriah dimulai pada Maret 2011, menyusul demonstrasi yang digelar baik oleh kelompok pro maupun anti-pemerintah Assad.
Barat dan oposisi Suriah menuding pemerintah membunuh para demonstran, namun Damaskus balik menuding kelompok teroris dan geng bersenjata mendalangi kerusuhan berdarah yang disetir dari luar negeri.