Rabu 20 Jun 2012 14:52 WIB

Argentina-Inggris Ribut Soal Malvinas di KTT G-20

Rep: Antara/AFP/ Red: Djibril Muhammad
Argentina-Inggris
Argentina-Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LOS GABOS, MEKSIKO - Presiden Argentina Cristina Kirchner dan Perdana Menteri Inggris David Cameron bertengkar secara terbuka di KTT G-20 Selasa menyangkut masa depan Kepulauan Malvinas yang disengketakan.

Para pejabat Argentina mencap pemimpin Inggris itu seorang "kolonialis" karena menolak usul Kirchner bagi perundingan mengenai kedaulatan kepulauan itu, sementara Cameron mengatakan ia berusaha untuk membalas "propaganda" Argentina.

Kedua pemimpin itu saling berhadapan di pertemuan negara-negara ekonomi penting dunia di Meksiko, pada saat ketegangan antara dua negara mereka meningkat hanya beberapa hari setelah ulang tahun ke-30 mengenai Perang Malvinas.

Cameron mendesak Kirchner menghormati keinginan 3.000 warga kepulauan Atlantik Selatan itu, yang ingin tetap berada di bawah pemerintah Inggris. Kirchner membalas pernyataan Cameron itu dengan mengutip resolusi-resolusi PBB yang menyerukan perundingan-perundingan mengenai kedaulatan kepulauan itu.

"Presiden memiliki resolusi-resolusi PBB dan ia mengatakan kepada Cameron: "Mari hormati PBB," kata Menteri Luar Negeri Argentina Hector Timmerman.

"Perdana menteri itu menolak mennerima dokumen-dokumen itu,dan memutar badannya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun," katanya, menuduh Inggris tidak menghormati resolusi-resolusi PBB dan tetap cenderung imperialis.

"Setelah bertahun-tahun berintdak sebagai kekuasaan kolonial mereka telah melupakan bahwa mereka bertanggung jawab atas keberadaan kolonialisme, dan adalah negara-negara seperti Argentina yang mengalahkan sebagian besar proyek-proyek kolonial di dunia," katanya.

Cameron mengonfirmasikan ia telah mendekati Kirchner untuk mendesak dia menghormati hak penduduk Falkland (nama yang diberikan Inggris untuk Malvinas) untuk menentukan pilihan mereka tentang masa depan mereka sendiri dalam referendum yang diperkirakan akan menunjukkan penentangan mereka pada kekuasaan Argentina.

Satu sumber di kantor perdana menteri Inggris di London, yang berbicara tanpa bersedia disebut namanya, mengonfirmasikan ada perdebatan yang tegang, tetapi mengabaikan tuduhan bahwa Cameron menolak menyetuji paket dokumen dari Kirchner. Pada 1982 bekas pemerintah militer Argentina menyerbu dan menduduki Kepulauan Malvinas itu.

Inggris segera mengirim satuan tugas angkatan laut ke kepulauan itu dan merebut kembali wilayah itu setelah satu perang singkat yang menewaskan 255 tentara Inggris dan 650 serdadu Argentina.

Argentina kini memiliki satu pemerintah sipil yang dipilih dan Kirchner menyerukan diselenggarakan perundingan dengan Inggris mengenai masa depan kepulauan itu. Para pejabat Inggris menuduh dia menggerakkan rasa nasionalis bagi keuntungan politik domestik, dan Cameron menolok membicarakan masalah kedaulatan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement