REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet Indonesia jarang bisa mengalahkan atlet dari negara lain di pertandingan internasional. Selain karena kalah fisik, cara pembelajaran atlet semenjak kecil pun ternyata menentukan keberhasilan seorang atlet untuk dalam memenangkan pertandingan.
Menurut Deputi Pemberdayaan Pembibitan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Prof Dr Djoko Pekik, proses pendidikan anak hingga menjadi atlet yang terjadi selama ini salah kaprah. "Mindset pelatih terutama," ujarnya saat ditemui Republika, Kamis (21/6).
Mindset pelatih yang ada hingga sekarang ini, adalah untuk mendidik asuhannya untuk menjadi juara menurutnya. "Atlet pun harus digenjot bagaimanapun caranya harus jadi juara," ujarnya. Hal ini menurutnya kurang tepat.
Tak hanya pelatih. Guru mata pelajaran olahraga di sekolah pun selalu berusaha menilai siswa yang bisa memenangkan pertandingan, atau pun bisa menempuh garis finish yang pertama kali saat menilai olahraga lari.
Di usia dini, menurutnya pendidikan pada atlet seharusnya tidak perlu tergesa-gesa untuk membebani atlet dengan embel-embel juara. "Mestinya lebih mementingkan seberapa fit anak tersebut," ujar pria berkumis tebal ini.
Salah satu caranya, ia mencontohkan, adalah dengan melatih gerakan-gerakan dasar agar tubuh terbiasa.
Jika memang tubuh telah terbiasa melakukan aktivitas olahraga tersebut, saat dewasa nanti badan dan staminanya telah terbentuk dengan sempurna, sehingga mampu bersaing dengan atlet dengan negara lain.