REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Muslim Austria merayakan satu abad pengakuan resmi terhadap agama Islam. Perayaan itu berlangsung di Balai Kota, Neo Ghotic, Wina, Selasa (3/7).
Dalam sambutannya, Anggota Dewan Kota Wina, Omar Al-Rawi, mengatakan Austria adalah model ideal di Eropa dalam menjalin hubungan dengan komunitas Muslim. Ia memuji peran pemerintah yang mempermudah proses integrasi.
"Melihat dukungan itu, komunitas Muslim menyadari mereka memiliki kewajiban untuk memegang amanah itu. Kami mendapatkan hak yang mungkin tidak dialami saudara kami yang lain.”
“Kami bangga sebagai bagian dari Austria. Setiap kali, kami berpergian ke seluruh dunia, kami selalu mengatakan berasal dari Austria," papar Al-Rawi seperti dikutip onislam.net, Selasa (3/7).
Presiden Austria, Heinz Fischer, menyerukan hubungan damai dan harmoni antarumat beragama di Austria. Ia menekankan, pengakuan itu menuntut kewajiban dari umat beragama untuk saling menghormati.
Ketua Komunitas Islam Austria, Fuat Sanac, mengatakan pengakuan terhadap Muslim perlu dicontoh negara Eropa lainnya. "Kami berada di sini seharusnya menjadi penguat bukan ancaman," kata dia.
Islam mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Austria seperti halnya Katolik, Lutheran, Yahudi dan Budha. Tak sampai disitu, hukum Austria juga menjamin hak-hak umat Islam seperti pendidikan, administrasi internal dan tempat ibadah.
Pengakuan itu diberikan Kaisar Hasburg, Franz Josep, pada tahun 1912. Di awal, pengakuan ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan tentara Muslim Bosnia ke dalam tentara Hasburg. Selepas era kekaisaran dan menjadi republik, tidak ada yang berubah. Islam tetap mendapatkan pengakuan dari Austria.
Di Wina, Islam adalah agama terbesar kedua setelah Katolik Roma. Saat ini, sekitar 60 ribu anak-anak ambil bagian dalam pendidikan Islam di sekolah negeri Austria. Pada tahun 2007, Muslim Austria memperjuangkan masuknya kurikulum tentang Nabi Muhammad SAW kepada para pelajar Muslim. Kampanye ini merupakan respons terhadap karikatur Nabi yang dipublikasikan harian Denmark.