REPUBLIKA.CO.ID, MOSKWA -- Duta Besar RI untuk Rusia Djauhari Oratmangun menyatakan, asuransi Rusia akan membayar penuh klaim Rp 1,2 miliar bagi setiap korban musibah Sukhoi Superjet 100 meskipun status mereka penumpang penerbangan gembira (joy flight) yang tidak membeli tiket.
"Ini sudah dibahas dengan pihak-pihak terkait dan Rusia memberikan indikasi positif. Rusia adalah teman yang bisa diandalkan, mereka tidak akan lari dari tanggung jawab," kata Djauhari saat menerima delegasi Indonesia pada World Media Summit di Moskwa, Rabu.
Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut terdiri dari Dirut Perum LKBN Antara Ahmad Mukhlis Yusuf, Wakil Pemred Antara Akhmad Kusaeni, Ketua Dewas TVRI Elprisdat, Dewan Pengawas RRI Alit Wiratmaja dan Wakil Pemred Detik.com Arifin Asydad.
Menurut Djauhari, pihaknya sudah beberapa kali bertemu dengan Presiden Sukhoi. "Besok saya akan bertemu lagi dengan CEO Sukhoi," katanya didampingi Kabidpen KBRI Moskwa M Aji Surya. Tidak dijelaskan apakah pertemuan itu juga akan membahas kapan asuransi itu dicairkan.
Djauhari mengatakan musibah Sukhoi tidak membuat hubungan RI-Rusia terganggu. Sisi positifnya, Indonesia makin dikenal di Rusia karena setiap hari diberitakan oleh media-media di negeri Beruang Putih itu.
Sejumlah warga Rusia juga datang menyampaikan belasungkawa. Mereka datang ke KBRI dengan membawa bunga dan menyampaikan rasa simpati.
"Presiden Vladimir Putin langsung menelpon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sesaat setelah musibah. Kedua pemimpin juga bertemu kembali di Los Cabos, Mexico," katanya.
Dubes juga mengatakan sejauh ini kerja sama dengan produsen pesawat Rusia masih terus berjalan pascamusibah Sukhoi yang menabrak Gunung Salak.