REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat bervariasi. Mulai dari ragam hayati, hutan, laut sampai panas bumi yang terbesar di dunia. WWF-Indonesia sebagai organisasi konservasi lingkungan meluncurkan sebuah buku berjudul Igniting the Ring of Fire, sebuah kajian yang mengelaborasi tantangan dan peluang pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Panas bumi sebagai energi terbarukan mampu bertahan dalam jangka panjang. Banyak kelebihannya dibanding energi lain. Selain rendah emisi, juga tidak memerlukan lahan yang luas untuk pengembangannya.
Di Indonesia, pemanfaatan panas bumi baru mencapai 4 persen dari 29 Gigawatt energi. "Panas bumi dapat membantu Indonesia dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil untuk kebutuhan listrik yang makin lama semakin menipis," ungkap Nyoman Iswarayoga, Direktur Program Iklim dan Energi WWF-Indonesia, Kamis (5/7).
Program Gheothermal Ring of Fire yang dijalankan mulai 2012 ini memiliki ambisi yang besar di tahun 2015, diharapkan dapat memacu pergerakan pasti pemanfaatan sumber energi terbarukan, khususnya produksi dan pemanfaatan panas bumi. Namun, banyak kendala yang timbul dari pengembangan panas bumi ini, baik dari sektor perekonomian, lingkungan, otonomi daerah, sumber daya manusia, dan sisi kebijakan pemerintah.
Menurut Prof Renaldi dari Dewan Energi Nasional (DEN), pengembangan geotermal mengalami kendala dari sisi perekonomian. "Biaya yang diperlukan untuk pengembangan panas bumi cukup mahal, selama price value tidak dinaikkan maka geotermal tidak akan berkembang," ujarnya dalam acara launching Igniting the Ring of Fire di Jakarta, Kamis (5/7).