Kamis 05 Jul 2012 21:27 WIB

Jatuhnya Fokker Diduga karena Kerusakan Mesin

Rep: Asep Wijaya/ Red: Hafidz Muftisany
   Sejumlah Petugas mengamankan bangkai pesawat Fokker 27 yang jatuh di komplek Rajawali, Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/6).  (Adhi Wicaksono/Republika)
Sejumlah Petugas mengamankan bangkai pesawat Fokker 27 yang jatuh di komplek Rajawali, Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/6). (Adhi Wicaksono/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebab jatuhnya pesawat angkut ringan jenis Fokker A-2708 di Komplek Rajawali, Halim Perdanakusuma, Kamis (21/6) lambat laun mulai menemui titik terang. Pesawat yang mengangkut tujuh kru anggota TNI itu ditengarai jatuh lantaran adanya kerusakan pada mesin.

Kepada Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, menguraikan, hingga saat ini, tim investigasi TNI AU masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. Penyelidikan, ujar dia, difokuskan pada sebab jatuhnya pesawat.

Sejauh ini, tutur Imam, tim investigasi masih menduga penyebab jatuhnya pesawat Fokker A-2708 tersebut. Dugaan itu, ujar dia, meliputi kendala cuaca saat itu, kesalahan manusia (huma error) dan kerusakan serta gangguan pada mesin.

"Dari fakta yang ada saat ini mengarah ke mesin, maksudnya di sini adalah kabel pada mesin yang putus atau kerusakan lainnya," ucap Imam di hadapan sejumlah wartawan.

Kendati demikian, Imam mengatakan, kepastian itu harus tetap menunggu hasil investigasi. Tim di lapangan, tutur dia, nanti akan melengkapi data penyelidikan dan mengadakan sidang terkait sebab utama kecelakaan itu.

Hasilnya, menurut Imam, akan disimpan oleh TNI AU dan tidak akan disampaikan ke publik. Akan tetapi, ungkap dia, TNI AU akan melaporkan hasilnya kepada Panglima TNI, Kementerian Pertahanan dan Presiden.

"Kalau militer untuk kita sendiri tidak kita declare. Kita upayakan secepatnya selesai," tegas Imam di Halim Perdanakusuma

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement