REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Sepp Blatter, presiden FIFA, menyambut keputusan Badan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB) yang menyetujui penggunaan teknologi garis gawang. Blatter juga memberikan kredit kepada Frank Lampard untuk 'kontribusi' tak langsungnya.
IFAB menyetujui dua sistem penggunaan teknologi garis gawang, Hawk-Eye dan GoalRef, yang telah lolos uji coba. Teknologi tersebut akan digunakan di Piala Dunia Antarklub 2012 untuk pertama kalinya.
''Saya merasa bahagia dan senang bahwa kami bisa terus maju,'' kata Blatter kepada Sky Sports News.
Ketika memasuki kompetisi level tinggi dan sebuah momen menentukan, kata Blatter, penggunaan teknologi garis gawang menjadi sangat penting. Jika teknologi tidak dipakai, maka hal tersebut yang justru salah.
''Penggunaan teknologi sangat penting karena obyektivitas di sepakbola adalah mencetak gol,'' katanya. ''Kita sekarang memiliki peluang untuk bisa mengindentifikasi sebuah gol. Itu sungguh bagus.''
Blatter menyatakan tuntutan penggunaan teknologi garis gawang mulai meningkat sejak laga Inggris lawan Jerman di babak 16 besar Piala Dunia 2010. Tembakan gelandang Inggris, Frank Lampard, tidak disahkan meski sudah melewati garis gawang Jerman.
''Bagi saya sebagai Presiden FIFA, apa yang terjadi di Piala Dunia 2010 itu sudah menjadi bukti,'' katanya. ''Saya harus mengucapkan 'terima kasih kepada Lampard'. Saya terpukul ketika saya melihat insiden tersebut.''
Lampard butuh waktu sehari untuk bereaksi menanggapi gol Lampard yang dianulir tersebut. Ironisnya, hal tersebut kembali terulang di Piala Eropa 2012. Kali ini tuan rumah Ukraina yang harus menjadi 'korban' karena golnya tidak disahkan oleh wasit.