REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Gerindra tidak risau dengan masih rendahnya tingkat popularitas Prabowo Subiakto di mayoritas pemilih Indonesia. Sebab, popularitas belum tentu sejalan dengan tingkat elektabilitas. "Popularitas tinggi muncul karena frekuensi tampil di publik yang tinggi," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Achmad Muzani, Senin (9/7), di gedung Parlemen Jakarta.
Muzani mengatakan, Partai Gerindra bisa memahami jika popularitas Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla lebih tinggi dibandingkan Prabowo. Soalnya, kata dia, keduanya pernah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.
Menyikapi masih rendahnya popularitas Prabowo, Muzani mengatakan, Gerindra akan mencari tokoh dengan popularitas tinggi untuk menjadi calon wakil presiden Prabowo. Karena itu, Gerindra tengah menggagas konferensi nasional untuk menguatkan dukungan pencalonan Prabowo sebagai capres dan menjaring nama-nama kandidat Cawapres pendamping Prabowo.
Sebelumnya, Ahad (8/7) Saiful Mujani Research and Consultan mengeluarkan hasil survei yang menyatakan bahwa popularitas Prabowo di mayoritas pemilih Indonesia masih di bawah Megawati dan Jusuf Kalla. Popularitas Prabowo berada di angka 78,8 persen. Sementara Megawati di angka 93,7 persen dan Jusuf Kalla 889 persen.
Sebaliknya dikategori elektabilitas, Prabowo menggungguli kedua tokoh dengan angka elektabilitas sebesar 10,6 persen, menyusul Megawati 8 persen, sedangkan Jusuf Kalla hanya 3,7 persen.