REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA -- Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Jerman menghasilkan Deklarasi Jakarta. Di dalamnya mencakup beberapa poin kerja sama antara kedua negara yang diharapkan bisa berkelanjutan di masa depan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia ingin meningkatkan hubungan bilateral. “ (pada)Kunjungan beliau (Angela Merkel) juga diluncurkan kemitraan komprehensif partnership melalui Jakarta Declaration yang cakupannya sangat komprehensif dan bisa dilakukan kedua negara di masa mendatang,” katanya saat memberikan konferensi pers, Selasa (10/7).
Ia mengatakan, Indonesia mengusulkan lima plus tiga prioritas di masa depan. Pertama terkait investasi dan perdagangan. Dijelaskannya, perdagangan Indonesia terhadap Jerman pada 2010-2011 mencapai 11,7 persen atau mencapai 7 miliar dollar AS. “Itu jumlah yang baik dikala dunia sedang mengalami krisis tapi kita bisa berbuat lebih banyak,” katanya.
Kedua, kerja sama dibidang teknologi kedokteran dan kesehatan. Ketiga, dibidang pendidikan. Keempat, dibidang riset dan teknologi. Kelima, dibidang pertahanan, bukan hanya industri pertahanan tetapi juga dibidang kepolisian.
Sedangkan tiga hal lainnya mencakup kerja sama adalah keamanan pangan, energi terbarukan dan lingkungan, serta transportasi termasuk transportasi laut.
Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan Indonesia sudah jauh berbeda dibandingkan kunjungannya 17 tahun lalu. Menurutnya, Indonesia telah melakukan perubahan yang luar biasa. Kedatangannya ke Indonesia tak lain untuk menawarkan kerja sama dan meluncurkan Deklarasi Jakarta.
“Terima kasih untuk bisa menegosiasikan sampai selesai Deklarasi Jakarta supaya kita bisa mencapai tingkatan baru dalam kerja sama kedua negara dalam segala bidang,” katanya.
Dengan Deklarasi Jakarta yang disepakati bersama, ia menegaskan kedua Kementerian Luar Negeri akan mengawasi agar Deklarasi Jakarta bisa berjalan. “Kita akan mengawasi supaya Deklarasi Jakarta bisa dijalankan dan sudah ada hasilnya dan perlu ditingkatkan,” katanya.
Menurutnya, ada berbagai peluang kerja sama di masa depan dengan Indonesia. Menurutnya, dari kaca mata dunia internasional, Indonesia telah menjadi negara teladan. Salah satunya karena bisa menangani 18 ribu pulau dan menjaga perdamaian antara agama.