Penggagas tafsir bi al-ra'yi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Tafsir Jalalain merupakan karya hasil kolaborasi antara guru dan murid.
Kitab tafsir ini memiliki keunikan dibandingkan tafsir-tafsir lainnya, terutama dalam menganalisis setiap kata dan lafal yang diterangkan. Metode yang digunakan adalah tafsir bi al-ra'yi, yakni menggunakan pola logika (ijtihad).
Penafsiran model ini tidak dijumpai dalam kitab-kitab ulum Alquran (ilmu tafsir) pada abad-abad yang silam, bahkan sampai periode modern. Termasuk dalam Al-Burhan fi Ulum Alquran karya Al-Zarkasyi dan Al-Itqan fi Ulum Alquran karya As-Suyuthi.
Karena itulah, dengan adanya tafsir bi al-ra'yi ini, para ulama kemudian mengklasifikasi metode tafsir menjadi dua hal, yakni tafsir bi al-ma'tsur dan tafsir bi al-ra'yi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Suyuthi, bahwa ia menafsirkannya sesuai dengan metode yang dipakai oleh Al-Mahalli, yakni berangkat dari qaul yang kuat, i'rab lafal yang dibutuhkan, dan meninggalkan ungkapan-ungkapan yang terlalu panjang dan tidak perlu.
Kitab ini terbagi atas dua juz. Juz pertama berisi tafsir Surah Al-Baqarah sampai surah Al-Isra' yang disusun oleh Jalaluddin As-Suyuthi. Sedangkan, juz yang kedua berisi tafsir Surah Al-Kahfi sampai Surah An-Naas ditambah dengan tafsir Surah Al-Fatihah yang disusun oleh Jalaluddin Al-Mahalli.
Secara umum, tidak ada perbedaan antara metode yang dipakai oleh Al-Mahalli dan As-Suyuthi. Keduanya menafsirka dengan singkat dan padat. Yang menarik dari kitab ini adalah penempatan tafsir Surah Al-Fatihah yang diletakkan paling akhir.
Kedua mufasir juga tidak berbicara tentang basmalah sebagaimana tafsir-tafsir lainnya. Tidak ada keterangan yang menyebutkan alasan tidak ditafsirkannya basmalah. Namun, dalam tafsir ini, ayat-ayat yang berada dalam satu surah tidak menggunakan nomor atau minimal pembatas. Sehingga orang sedikit kesulitan jika ingin merujuk ayat-ayat tertentu.