REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah petani kopi di beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung, mulai meninggalkan kebun-kebun kopinya, yang sudah digarap secara turun temurun. Para petani mulai beralih ke kebun tembakau yang harganya lebih menjanjikan untuk keluarganya.
Bupati Lambar, Mukhlis Basri, membenarkan banyaknya petani yang mulai beralih menjadi petani tembakau. Ia mengatakan petani sudah menggeluti menanam tembakau sejak ada kerja sama dengan Pemkab Lambar dan pihak ketiga PT Sadhana Arifnusa, sebagai mitra petani kopi tersebut. "
Petani hanya siapkan tenaga saja, semua biaya dtanggung perusahaan," kata Mukhlis.
Harga tembakau yang cukup stabil, membuat petani kopi di Desa Lombok, Kecamatan Lumbok Seminung, Lambar, terpaksa meninggalkan kebun-kebun kopinya yang selama ini digarap. Kehadiran tanaman tembakau dengan harga jual tinggi, menambah minat petani hengkan dari kebun kopinya.
"Setiap tahunnya, harga kopi selalu rendah saat panen, jadi kami pilih tanam tembakau harganya stabil," kata Iwan, petani kopi Lumbok, yang berada di Danau Ranau, Lambar, Ahad (15/7).
Menurutnya, sejumlah petani di kampungnya sudah mulai ramai-ramai beralih ke tanaman tembakau. Petani merasakan harga tembakau dapat mensejahterakan keluarganya dibandingkan harus bertahan memelihara kebun kopi yag setiap tahu harganya merosot di tingkat petani.
Ia menuturkan harga tembakau kualitas satu saat ini mencapai Rp 35 ribu per kg. Harga tembakau ini setiap tahunnya selalu stabil bahkan naik. Tembakau kualitas A dan B masing-masing Rp 30 ribu per kg dan Rp 20 per kg. "Kualitas super bisa capai Rp 35 ribu per kg," ujarnya.
Ia mengatakan peralihan petani kopi ke tembakau, hanya sebagai keragaman tanaman petani selain kopi. Selain itu, untuk meningkatkan produksi tanaman sehingga petani dapat meningkatkan pendapatannya, yang akhirnya kesejahteraan petani meningkat