Senin 16 Jul 2012 12:30 WIB

Pelatih 'Cheska' Kritik Pengelolaan Klub di Indonesia

Miroslav janu
Miroslav janu

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pelatih terbaik Liga Super Indonesia 2011-2012 berkewarganegaraan Republik Cheska, Miroslav Janu mengkritik pengelolaan klub di Indonesia yang umumnya tidak memiliki dana talangan.

"Hampir 80 persen klub yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) tidak didukung dengan pendanaan yang baik. Sehingga, sama sekali tidak ada jaminan akan kelangsungan klub selama menjalani kompetisi seperti yang saya alami di Persela," ujar Janu di Palembang, Senin.

Janu menilai, sisi pendanaan merupakan permasalah krusial dalam persepakbolaan Tanah Air. Meski sempat menjadi isu nasional, namun tetap saja tidak ada penyelesaian kongkret.

"Seharusnya ada solusi agar pelatih dan pemain mendapatkan kepastian akan hak-haknya. Ada baiknya, setiap klub yang ingin berkompetisi pada liga profesional memiliki dana talangan di bank sehingga kewajiban bulanan tetap terpenuhi," katanya.

Pelatih berusia 52 tahun itu menilai pemenuhan hak dan kewajiban itu sangat berpengaruh pada kondisi psikologis pemain.

"Pemain dan jajaran pelatih Persela sudah lima bulan tidak digaji, sehingga memasuki putaran kedua lalu sudah tidak fokus. Saya harus berupaya keras untuk membangkitkan semangat mereka dan bersyukur sekali bisa mendapatkan hasil melebihi perkiraan sebagian orang," ujar mantan pelatih Arema Indonesia ini.

Meski mengkritik pengelolaan klub di Indonesia, namun dia memuji euforia sepak bola di Tanah Air. "Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki potensi luar biasa dalam sepak bola. Saat ini, klub-klub besar beramai-ramai datang ke Indonesia maka sudah sepatutnya pihak berwenang (PSSI, red) melakukan pembenahan dalam pengelolaan klub profesional," katanya.

Miroslav Janu terpilih menjadi pelatih terbaik setelah mengangkat prestasi Persela melesak ke peringkat empat klasemen akhir LSI dengan 56 poin. Apresiasi diberikan PT Liga Indonesia kepadanya karena menuai hasil baik di saat Persela terjerembab dalam permasalahan dana. Sementara, kondisi terbalik malah terjadi pada Persija Jakarta dan Pelita Jaya yang berada pada urutan lima dan enam.

Pelatih Tim All Star LSI itu menerima secara simbolis tropi pelatih terbaik seusai laga "perang bintang" melawan Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (15/7) malam, ditambah hadiah seratus juta rupiah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement