Selasa 17 Jul 2012 10:19 WIB

Utbah bin Ghazwan, Menyerahkan Dunia Demi Akhirat (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Utbah bin Ghazwan berperawakan tinggi dengan muka bercahaya dan rendah hati, termasuk angkatan pertama masuk Islam, berada di antara Muhajirin pertama yang hijrah ke Habasyah dan Madinah.

Dia termasuk pemanah pilihan yang jumlahnya tidak banyak, yang telah berjasa besar di jalan Allah.

Ia adalah orang terakhir dari kelompok tujuh perintis yang berbaiat dengan menjabat tangan kanan Rasulullah dengan tangan kanan mereka, bersedia menghadapi orang-orang Quraisy yang sedang memegang kekuasaan yang gemar berbuat zalim dan aniaya.

Sejak hari pertama dimulainya dakwah dengan penuh penderitaan dan kesulitan, Utbah dan kawan-kawan telah memegang teguh suatu prinsip hidup yang mulia, yang kemudian menjadi obat dan makanan bagi hati nurani manusia dan telah berkembang luas pada generasi selanjutnya.

Utbah ada di antara sahabat yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk Hijrah ke Habsy, tetapi ia begitu rindu kepada Rasulullah sehingga ia tidak betah untuk menetap disana, kembali ia menjelajah daratan dan lautan untuk kembali ke Makkah untuk hidup di sisi Rasulullah hingga saatnya hijrah ke Madinah.

Semenjak orang-orang Quraisy melakukan gangguan dan melancarkan peperangan, Utbah selalu membawa panah dan tombaknya. Ia memang sangat ahli melemparkan tombak dan memanah dengan ketepatan yang luar biasa. Setelah Rasulullah wafat, Utbah tidak meletakkan senjatanya, ia tetap berkelana dalam perang di jalan Allah.

Amirul Mukminin Umar bin Khathab RA mengirim Utbah ke Ubullah untuk membebaskan negeri itu dari pendudukan tentara Persia yang hendak menjadikannya sebagai gerbang untuk menghancurkan kekuatan Islam yang sedang menyebar ke wilayah-wilayah jajahan Persia.

Berkatalah Umar ketika hendak melepaskan pasukan Utbah, “Berjalanlah engkau bersama pasukanmu, hingga batas terjauh dari negeri Arab dan batas terdekat negeri Persia! Pergilah dengan restu Allah dan berkahnya. Serulah ke jalan Allah siapa yang mau dan bersedia. Dan siapa yang menolak hendaklah ia membayar pajak. Dan bagi setiap penantang, maka pedang bagiannya, tanpa pandang bulu! Tabahlah menghadapi musuh serta takwalah kepada Allah Tuhanmu!”

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement