REPUBLIKA.CO.ID, Human Rights Watch mengimbau agar Amerika Serikat (AS) dapat lebih menekan Beijing yang dinilai semakin tidak toleran menjelang transisi kepemimpinan Partai Komunis akhir tahun ini.
Kelompok hak asasi manusia minta agar Washington menekan Tiongkok soal tindakan keras terhadap pemberontak di saat para pejabat Amerika dan Tiongkok menuntaskan dialog HAM mereka Selasa (24/7).
Pembicaraan tahunan tertutup itu diselenggarakan di Washington, dipimpin oleh Asisten Menteri Luar Negeri Michael Posner dan Chen Xu, pejabat senior Departemen Luar Negeri Tiongkok.
Dialog dua hari itu, yang sekarang dalam putaran ke-17, telah menjadi bagian tetap dalam hubungan AS-Tiongkok. Tetapi beberapa pengamat mengatakan perundingan tersebut tidak banyak menghasilkan perbaikan hak asasi manusia di negara komunis itu.
Sophie Richardson dari Human Rights Watch mengatakan kepada VOA bahwa Beijing menggunakan dialog tersebut untuk mengatakan negara itu terlibat dalam persoalan hak asasi, tetapi tidak mengupayakan reformasi yang berarti.
Human Rights Watch ingin agar Amerika menempatkan tekanan publik lebih besar terhadap Beijing, yang semakin tidak toleran terhadap perbedaan pendapat menjelang transisi kepemimpinan yang sensitif dalam Partai Komunis akhir tahun ini.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland Senin berjanji bahwa beberapa topik sensitif akan dibahas dalam dialog itu, yang katanya merupakan bagian integral dari upaya AS untuk membangun kerjasama dengan Tiongkok.
Tiongkok selalu menolak kritik demikian dan menyatakan Amerika mencampuri urusan dalam negerinya.