REPUBLIKA.CO.ID, Otoritas Indonesia dan Australia membantah pemberitaan di koran The Australian soal kesepakatan patroli bersama untuk menangani imigran gelap.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Untung Surapati menyatakan TNI AL belum meneken kesepakatan dengan Royal Australia Navy (RAN) untuk menangani imigran gelap.
Bantahan ini disampaikan terkait berita di harian The Australian edisi Senin (23/7) yang menyebutkan otoritas Angkatan Laut Indonesia telah setuju untuk melakukan patroli bersama dengan Angkatan Laut Australia dari Jawa hingga ke Pulau Chrismas Australia guna mencegah kapal imigran gelap.
“Rencana pengembangan atau perluasan patroli bersama sampai ke Pulau Christmas memang ada, tetapi belum sampai pada satu kesepakatan resmi dan saya tidak tahu sampai kapan wacana itu akan dibahas,” tegasnya.
Kerja sama patroli bersama atau Coordinate Patrol antara Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Australia sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2007. Kegiatan patroli bersama itu digelar setiap tahun di perairan yang membatasi wilayah daratan kedua negara yakni Laut Timor dengan melibatkan personel dan alutsista dari kedua negara. Kerja sama ini bertujuan untuk mencegah dan menangani berbagai jenis pelanggaran wilayah perairan secara umum mulai dari pencurian ikan hingga imigran gelap.
Untung Surapati mengatakan jika patroli bersama ini akan ditingkatkan dan diperluas cakupan wilayahnya mulai dari perairan di Pulau Jawa sampai ke Pulau Christmas, maka wacana ini terkendala dukungan alat utama sistem persenjataan alias Alutsista TNI AL.
“Pulau Chrismas itu cukup jauh dari daratan Indonesia, boleh dikatakan sudah laut lepas. Itu tingkat kesulitannya sangat tinggi dengan gelombang laut bisa 3 sampai 6 bahkan 10 meter tingginya. Itu tidak mungkin alutsista yang kita miliki sampai kesana. Kecuali dengan kapal yang besar, tapi kan kita juga punya skala prioritas,” ungkapnya.
Bantahan serupa juga disampaikan juru bicara Kementrian Dalam Negeri Australia. Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi ABC dinyatakan tidak ada kesepakatan patroli bersama dengan Indonesia dalam rangka memerangi kejahatan penyelundupan manusia. Pertemuan perwira tinggi Angkatan Laut kedua negara baru-baru ini di Australia, juga masih terfokus pada rencana peningkatan jumlah patroli bersama untuk memerangi pencurian ikan saja.
Juru bicara Kementrian Dalam Negeri Australia menyatakan Australia dan Indonesia saat ini memang tengah membahas rencana perluasan kerjasama dalam upaya pencarian dan penyelamatan kapal-kapal imigran gelap yang mengalami masalah di perairan kedua negara. Wacana kerjasama ini turut dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa di Jakarta dua 2 pekan lalu.