REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang yang terjadi di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat pada Selasa (24/7) lalu diperkirakan menelan kerugian Rp 40,66 miliar yang terdiri atas kerugian rumah dan fasilitas umum mencapai Rp 11,37 milyar, serta kerugian jembatan dan jalan mencapai Rp 17,6 milyar.
Kerusakan material dalam peristiwa tersebut menyebabkan 1.003 unit rumah penduduk rusak. Rinciannya, 190 unit rumah rusak berat, 332 rumah rusak sedang, dan 481 rumah rusak ringan.
Rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima Kamis (26/7) menyebutkan, sebanyak 3.636 jiwa mengungsi. Sementara bangunan-bangunan yang rusak berat yaitu sekolah dua unit, puskesmas satu unit, rumah ibadah 11 unit, dan saluran irigasi 11 unit. Kerusakan lain juga terjadi pada beberapa ruas jalan dan sejumlah jembatan.
Dampak bencana tersebar di 24 keluruhan dari 6 kecamatan di Kota Padang. Enam kecamatan yang terkena banjir tersebut adalah: Kecamatan Pauh (4 kelurahan), Kec. Lubuk Begalung (5 kel), Kec. Nanggalo (4 kel), Kec Lubuk Kilangan (5 kel), Kec Kuranji (4 kel), Kec Bungus Teluk Kabung, dan Kec. Padang Timur.
Kerusakan terparah terjadi di Kec. Pauh dimana 64 rumah rusak berat, 48 rumah rusak sedang, dan 17 rusak ringan.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, telah mengeluarkan surat keputusan terkait pelaksanaan tanggap darurat bencana alam banjir ini selama 30 hari terhitung sejak ditetapkan.
Penanganan darurat masih dilaksanakan oleh BPBD Sumatera Barat dan BPBD Kota Padang beserta unsur lainnya seperti TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Tagana, PMI dan masyarakat lainnya.