REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengrajin tempe dan tahu yang tersebar di Ibukota dipastikan akan mulai produksi pada Jumat (27/7) malam.
"Dipastikan pada keesokan hari, makanan tahu dan tempe kembali beredar di pasaran," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Ratna Ningsih kepada wartawan, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, pertemuan pengurus Koperasi Produksi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) dan Kementerian Koperasi, Kamis (26/7) membuahkan sejumlah kesepakatan.
Beberapa butir kesepakatan di antaranya menurunkan bea masuk impor kedelai dari 5 persen menjadi 0 persen, terhitung 1 Agustus hingga Desember 2012. Para pengusaha akan difasilitasi membeli kedelai langsung ke importir, serta memberikan kemudahan memperoleh barang dengan harga yang tidak berubah.
"Pengusaha juga minta difasilitasi ke perbankan. Selanjutnya akan dilakukan pertemuan bersama impotir kedelai. Intinya, para pengrajin meminta kepastian harga," ujarnya.
Ratna mengungkapkan, para pengusaha tidak perlu khawatir karena stok kedelai hingga saat ini masih sangat banyak. "Kami minta aksi mogok produksi tidak dilanjutkan. Konsumen terkena imbas akibat tahu dan tempe menghilang dari pasaran sejak beberapa hari silam," ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan memonitor perkembangan dari aksi mogok para perajin tahu dan tempe di Ibukota. "Tapi, kami tidak ada antisipasi khusus untuk mencegah kejadian ini kembali terulang," tambahnya.
Pengrajin tahu dan tempe di Ibukota sejak 25 hingga 27 Juli 2012 menggelar aksi mogok produksi. Aksi tersebut dipicu mahalnya harga bahan baku yakni kedelai. Sejak Januari 2012, menurut harga kedelai terus merangkak naik.