Senin 30 Jul 2012 17:46 WIB

Sejumlah Politikus Lama Bakal Gabung ke Gerindra

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilu 2014 memang masih dua tahun lagi, namun hal ini tidak membuat partai-partai politik berleha-leha menunggu waktu. Berbagai manuver dilakukan, termasuk membidik kader potensial dari partai lain. Namun, Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, menyebutkan, bakal ada sejumlah politikus lama yang bergabung ke Gerindra.

Gerindra sendiri tidak terlalu mempersoalkan apakah politisi yang akan hijrah memiliki masalah atau tidak di partai lama. Sebab Gerindra nantinya akan melakukan sistem pengkaderan ulang kepada mereka agar memiliki visi dan misi yang sejalan dengan partai. "Partai bisa menang kalau orang bertambah. Partai pasti diuntungkan karena mereka punya konstituen binaan yang sudah ada sejak tahunan," ujarnya, saat dihubungi, Senin (30/7).

Suhardi mengatakan Gerindra melakukan komunikasi politik dengan semua pihak mulai dari kalangan Ormas, individu, maupun partai politik. Hasilnya pun tak mengecewakan. "Saya akui memang banyak orang menyatakan ingin bergabung ke Gerindra," kata Suhardi.

Saat ditanyakan siapa dan dari partai mana saja politikus yang akan hijrah ke Gerindra, Suhardi memilih menghindar. "Mereka dari berbagai lapisan masyarakat," katanya.

Kendati percaya kader dari politikus lama lebih unggul, namun Suhardi memastikan Gerindra akan menjalankan prosedur yang adil terhadap para calegnya. Pencalegan menurutnya akan dinilai langsung oleh tim seleksi Gerindra.

Dengan begini Suhardi berharap tidak ada kader yang merasa terzalimi oleh kebijakan partai. "Mereka yang dianggap mampu membawa suara terbanyak akan kita serahkan (jadikan caleg)."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement