REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pada bulan puasa tahun ini, jumlah gelandangan pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal) di Kota Yogyakarta tidak mengalami kenaikan signifikan. Bahkan, hampir bisa dikatakan jumlahnya tidak naik.
"Kita melakukan operasi intensif. Selain itu, banyak gepeng dan anjal yang pindah ke pinggiran kota," kata Kepala Pengendalian Operasi (Dalops) Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta, Nurwidihartana, Rabu (1/8).
Menurutnya, biasanya bulan puasa jumlah gepeng dan anjal di Yogyakarta mengalami peningkatan. Namun, tahun ini ada pengecualian. "Yang banyak justru di wilayah ring road, baik selatan, utara, barat maupun timur. Itu sudah masuk kabupaten lain," jelasnya.
Selain adanya penertiban intensif, pihak Dinas Sosial juga telah melakukan pemasangan papan imbauan untuk tidak memberikan uang sumbangan pada gepeng maupu anjal.
Papan imbauan itu dipasang di tempat-tempat strategis seperti perempatan jalan dan arena publik. Hasilnya juga cukup signifikan, sehingga anjal dan gepeng beralih operasi ke luar Kota Yogyakarta.
Penanganan gepeng dan anjal, kata Nurwidihartana, harusnya dilakukan secara terpadu antar kabupaten/kota di Provinsi DIY. Dengan begitu, keberadaan mereka tertangani dengan baik dan tidak hanya berpindah tempat saja.
Sementara itu, Staf Seksi Ketertiban Dintib Kota Yogyakarta, Supardi, mengatakan pada Januari 2012 jumlah kasus penyakit masyarakat yang ditangani Dintib mencapai 46 kasus. Jumlah itu menurun pada Februari menjadi 27 kasus. Pada Maret naik menjadi 55 kasus dan April menjadi 68 kasus.