REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian mengimbau pengelola bus Transjakarta agar memasang kamera CCTV di tiap halte bus Transjakarta. Pemasangan CCTV sangat diperlukan untuk lebih meningkatkan pengamanan.
Tidak dilengkapinya halte bus Transjakarta dengan CCTV membuat polisi sedikit terkendala dalam mengungkap penembakan halte bus Transjakarta akhir pekan kemarin. Untuk itu polisi mengharapkan pengelola bus Transjakarta melengkapi halte dengna kamera CCTV.
"Diharapkan CCTV ini dipasang di dalam, maupun di luar halte," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Senin (6/8).
Selain itu Rikwanto menambahkan, pihaknya akan meningkatkan patroli di jam-jam rawan dan memperketat penjagaan. "Patroli kami akan lebih intensif memantau halte-halte. Saya harap, kejadian seperti ini tak terulang lagi. Karena, siapapun pelakunya pasti akan berhadapan dengan hukum," ujarnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Sabtu (4/8) malam lalu, lima halte Transjakarta ditembaki oleh orang tak dikenal. Pelaku penembakan melepaskan pelurunya di Halte Pancoran Tugu, Halte Cikoko Stasiun Cawang arah Pinang Ranti, dua Halte Cawang Ciliwung dan Halte Tebet BKPM. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sebutir gotri (logam bulat kecil) dari TKP penembakan halte busway Cawang Ciliwung. Dari logam sejenis gotri itu nantinya bisa diketahui asal indikasi tembakan, bisa dari senapan angin atau air soft gun.
Kemudian, dari keterangan dua satpam di lokasi kejadian yakni Syarif dan Sarwani, diketahui saat kejadian hanya terdengar suara hentakan seperti senapan angin atau soft guns. Kemudian pelaku berlalu dan sejumlah kaca di halte busway pecah.
Terkait dengan kejadian tersebut TransJakarta mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta. Polisi belum bisa memastikan aksi penembakan ini terkait dengan adanya pemilukada. Sebab, sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus penembakan tersebut.