REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin menambah keterampilan dari pakarnya tanpa merogoh kocek sama sekali? Silahkan follow twitter @akademiberbagi. Bermula dari twitter, Akademi Berbagi beranjak menjadi gerakan sosial yang mempertemukan orang-orang yang ingin menambah wawasan dan soft skills dengan para pakar yang meluangkan waktunya menjadi pengajar tanpa bayaran.
Tahun ini Akademi Berbagi memasuki tahun keduanya sejak pertama kali dimulai dari pertanyaan iseng seorang perempuan single parent yang merasa jenuh dengan pekerjaannya. Ainun Chomsun, seorang pekerja digital, pada 2010 berkeinginan untuk menjajal profesi yang berbeda, seperti menulis dan copy writing.
Melalui akun @pasarsapi miliknya, Ainun bertanya kepada tweeps yang kerap memberikan kuliah twitter alias kultwit bertema copy writing. "Pak, kalau saya mau belajar copy writing dimana?" tulis Ainun dengan menyantumkan mention (@) kepada si empunya akun, Subiakto Priosoedarsono, Presiden Direktur Hotline.
Tak disangka pertanyaan isengnya bersambut jawaban. "Mau enggak saya ajarin? Gratis! Asal kumpulkan 10 orang" begitu kira-kira jawaban Subiakto yang akhirnya menjadi pengajar dari 25 peserta kelas cikal-bakal Akademi Bersama di ruangan yang disediakan sendiri olehnya.
"Padahal saya enggak minta gratis. Di twitter juga saya umumin siapa yang mau belajar copy writing. Eh yang datang 25 orang, hanya satu dua yang saya kenal," tutur Ainun yang pernah bergabung dalam yayasan sosial milik Shinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Gus Dur.
Dari kelas pertama tersebut, digelar lah kelas berikutnya sesuai keinginan peserta untuk belajar ilmu lainnya dari Subiakto. Tampaknya Subiakto meluangkan waktu khusus, karena kini pengajar tidak memiliki ikatan dengan Akademi Berbagi.
"Kalau ada waktu ya boleh ngajar, kalau tidak ya enggak apa," jawab ibu dari puteri berusia delapan tahun ini.Kelas yang hanya berlangsung dua jam sekali sepekan tersebut memang membahas apa saja. Bila membutuhkan pengajar yang sesuai tema, Ainun tinggal memention seorang pakar yang eksis di Twitter dan meminta kesediaannya: mengajar tanpa bayaran.
Sederet nama yang pernah membagikan ilmunya, dan seringkali menyediakan ruangan di kantor miliknya, seperti Budiono Darsono (Pemimpin Redaksi Detik.com), Clara Ng (penulis novel), hingga Prabu Revolusi (pembaca berita Metro Tv).Dari hanya berkumpul di Jakarta, Akademi Berbagi sudah memiliki cabang di 34 kota.
"Sebagai founder, awalnya saya yang urusi semua, tapi sejak ada relawan, jadi gantian, dan enggak ada pendapatan (gaji) dari Akber. Semuanya gratis, guru gratis, tempat gratis," tambah Ainun yang kini menjadi Social Media Director di perusahaan Manifesto Digital. Bagi yang berminat menjadi peserta, pengajar, atau relawan, silahkan kunjungan laman www.akademiberbagi.org.