Selasa 14 Aug 2012 15:33 WIB

Marzuki: Harga Daging Sudah tak Masuk Akal

Ketua DPR RI Marzuki Alie
Foto: Andika Wahyu/Antara
Ketua DPR RI Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR, Marzuki Alie, berpendapat masyarakat Indonesia saat ini banyak yang tidak mampu membeli daging. "Karena, harganya yang sudah tidak masuk akal," kata dia saat dihubungi wartawan, Selasa (14/8). Menurutnya, hal ini bisa berakibat pada asupan protein hewani bagi masyarakat semakin menurun.

Dia menilai, selama ini perdagangan daging di Indonesia sudah sejak lama dikendalikan oleh mafia yang mengambil keuntungan yang berlebihan, tapi menyusahkan rakyat. Masuknya daging ilegal sebagai bukti bahwa perdagangan daging sangat menggiurkan.

Marzuki selaku Presiden AIPA saat berkunjung ke India memenuhi undangan Ketua Parlemen India Lok Sabha, mendapatkan keluhan dari eksportir daging India yang tidak pernah berhasil masuk ke Indonesia. Padahal, kata dia, mereka sudah ekspor ke Malaysia dan sebagiannya masuk ke Indonesia melalui Batam. Harga daging di India sangat murah, hanya sekitar Rp 20 ribu per kilogram dikonversi dari uang rupee.

Ada alasan yang disampaikan mereka terkait sulitnya masuk ke pasar Indonesia. "Penyakit mulut dan kaki itu adalah alasan yang dicari cari, karena kejadian itu sudah lama sekali," katanya. Saat ini Pemerintah India pun menjamin bahwa daging yang berasal dari India sehat untuk dikonsumsi.

Karena itu, Marzuki meminta Menteri Pertanian (Mentan) untuk membuka ruang yang lebih besar bagi importir agar masyarakat tidak dirugikan. Soalnya, selama ini mafia impor beralasan membela kepentingan rakyat demi untuk mendapatkan hak oligopoli untuk mendapatkan keuntungan besar.

"Bila perlu, Mentan berkunjung ke India untuk meyakini bahwa penyakit mulut dan kaki itu hanya isu yang sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan lagi. Berpikirlah untuk kepentingan rakyat," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement