REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (14/8) menyatakan kalau Moskow mengecam serangan-serangan teror terbaru terhadap jurnalis di Suriah.
"Kami tegas mengutuk serangan-serangan teror terhadap wartawan yang menjamin pelaksanaan hak-hak dasar demokratis warga negara untuk menerima informasi yang obyektif, kebebasan berbicara dan berpendapat," kata kementerian itu dalam satu pernyataan yang disiarkan di situsnya.
Moskow mendesak organisasi-organisasi internasional dan regional, serta negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap oposisi Suriah, untuk tidak tinggal diam dan agar menanggapi fakta ini. "Sikap terhadap wakil-wakil dari semua media harus sama, standar ganda bias tidak bisa diterima dalam masalah itu," kata pernyataan itu.
Pihaknya menunjuk kasus penangkapan kru foto dari TV pro-pemerintah pada 10 Agustus, dan pembunuhan seorang wartawan dari kantor berita resmi Suriah SANA pada 11 Agustus.
TV Suriah al Ekhbariya pada Senin mengatakan bahwa fotografer Hatem Abu Yahia, yang diculik tiga hari lalu bersama tiga rekan lainnya, tewas.
Pemerintah Suriah Sabtu menyatakan bahwa satu "kelompok teroris bersenjata" membunuh Ali Abbas, seorang jurnalis yang bekerja, di kediamannya di daerah Artouz Jdaidet di pinggiran Damaskus. Menculik dan membunuh wartawan pro-pemerintah telah menjadi umum di Suriah, sehingga sulit bagi mereka untuk menutupi kejadian di tempat yang panas.
Babacar Gaye, kepala Misi Pengawasan PBB di Suriah, mengutuk serangan terhadap jurnalis Suriah, dan mengatakan "kami mengutuk kekerasan terhadap media mendatang dari salah satu sisi."
Satu organisasi pers Suriah mengatakan baru-baru ini bahwa 39 wartawan dan juru kamera tewas sejak pecahnya protes di Suriah.