REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, hingga Ahad (19/8) siang, penanganan dampak gempa bumi 6,2 SR di Palu, Sulawesi Tengah, masih terus dilakukan. Dampak gempabumi tercatat: 4 orang meninggal dunia, 7 orang luka berat, dan 51 unit rumah rusak berat (43 rumah di Kab Sigie dan 8 rumah di Kab Parigi Moutong).
Gempa itu terjadi pada Sabtu (18/8) pukul 16:41:53 WIB di 27 Km Barat Daya Parigimountong-Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 Km. "Dampak terparah terjadi di sembilan desa yang terdapat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Kulawi, Kecamatan Lindu, dan Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigie," katanya, Ahad.
Di Kecamatan Kulawi terdapat lima desa, yaitu Desa Namo, Bolapapu, Boladangko, Tangkulowi, dan Saluwa yang terdampak gempa. Sedangkan di Kecamatan Lindu terdapat satu desa yakni Desa Tomado terdampak, dan di Kecamatan Gumbasa ada tiga desa terdampak, yaitu Desa Pakuli, Tuva, dan Omu.
Saat ini ketiga kecamatan tersebut masih belum dapat dijangkau, karena jalan tertimbun longsoran di 13 titik. Dua titik yang parah terjadi di Desa Salua dan Desa Namo. Alat berat berupa louder dan boldozer dikirim ke lokasi longsor.
BPBD Kabupaten Sigie dan instansi terkait sudah berada di lokasi untuk pendataan dan penanganan darurat. BPBD Sigie telah mendirikan posko penanganan darurat di rumah warga yang tidak terkena gempa.
"Korban yang luka ringan di rawat di puskesmas sekitar. BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Kodim, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI dan masyarakat telah bergerak ke lokasi bencana sejak tadi malam. BPBD Kab Sigie tidak memiliki kendaraan operasional, truk dan ambulans, sehingga dibantu dari BPBD provinsi," kata Sutopo.