Sabtu 25 Aug 2012 06:56 WIB

Tim SAR Fokuskan Pencarian di Gunung Pilar

Pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain
Foto: airbroker.se
Pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA---Tim SAR yang melakukan pencarian pesawat yang hilang kontak sejak Jumat (24/8) berkonsentrasi di sekitar Gunung Pilar, tepatnya di kilometer 31 poros Sangatta (ibukota Kabupaten Kutai Timur) dengan Kota Bontang.

"Saat ini tim masih terus mencoba menembus lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat tersebut," tutur Kapolresta Samarinda Kombespol Arief Prapto, Sabtu.

Untuk mencapai lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat itu, katanya, harus ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang 20 kilometer.

"Kondisi jalan hancur dan harus ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang 20 kilometer. Tim sempat beristrahat dan pagi ini akan melanjutkan perjalanan menuju titik diduga jatuhnya pesawat itu," kata Arief Prapto

Sebelumnya, Kepala Bandara Temindung Samarinda, Rajoki Aritonang mengatakan, pesawat survei yang hilang kontak sejak Jumat pagi dipastikan jatuh di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK) di perbatasan antara Kabupaten Kutai Timur dengan Kota Bontang.

"Berdasarkan laporan masyarakat yang berkembang hingga saat ini (Sabtu dini hari) ada kemungkinan lokasi yang diduga jatuhnya pesawat itu di areal perbukitan Gunung Pilar yang sering disebut sebagai Teluk Tabah atau sekitar 13 kilometer dari bibir pantai Teluk Tabah. Lokasi itu masuk dalam kawasan hutan TNK yang berada di poros Sanggatta dengan Kota Bontang," kata Aritonang.

Hingga Sabtu dini hari, katanya, tim yang beranggota satu peleton TNI, satu peleton Brimob, Basarnas, Polresta Samarinda, Polresta Bontang, dan Polres Kutai Timur telah berada di ring dua.

"Tim saat ini sudah berada di kawasan Teluk Tabah atau di areal ring dua dari lokasi yang diduga jatuhnya pesawat itu. Kawasan itu merupakan kawasan hutan dan lokasinya sulit dijangkau karena harus ditempuh dengan berjalan kaki enam kilometer dari kawasan permukiman," katanya.

Ia menyebut, medan cukup berat sehingga kemungkinan evakuasi butuh waktu relatif lama.

"Melihat kondisi medan yang cukup berat, kemungkinan proses evakuasi sedikit terhambat namun tim saat ini terus bergerak untuk mencapai lokasi," katanya.

Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomer registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International untuk melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat sekitar pukul 08.04 Wita.

Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13.51 Wita.

"Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan kembali ke Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam," kata Pemandu Lalu Lintas Udara Bandara Temindung Samarinda Rora Ardian.

Dari Bandara Temindung Samarinda, kata dia, pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.

Namun, hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga diduga jatuh di kawasan TNK.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement