Senin 27 Aug 2012 21:31 WIB

Mahasiswa Madura Kutuk Kekerasan terhadap Warga Syiah

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mahasiswa Islam di Madura mengutuk terjadinya aksi kekerasan yang dialami oleh warga Islam Syiah di Sampang. Presiden mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Khairat Pamekasan Madura, Mohamad Ali Muhsin, menilai aksi kekerasan tersebut telah melukai budaya Madura yang menitikberatkan persaudaraan.

''Perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang harus dihormati bersama. Kekerasan yang terjadi di Sampang itu telah mencederai kultur Madura di mana pada dasarnya masyarakat Madura itu sangat menekankan persaudaraan,'' kata Muhsin kepada Republika di Jakarta, Senin (27/8).

Muhsin mengatakan, aksi kekerasan yang dialami kepada warga Syiah sudah dua kali terjadi. Terhadap adanya perbedaan keyakinan, menurut dia, merupakan hal yang harusnya dapat dimaklumi.

''Walaupun (perbedaan) itu terjadi, tentunya tidak lantas kita lakukan dengan cara kekerasan apalagi sampai membunuh. Sebagai mahasiswa kami sangat menyesalkannya,'' ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Muhsin berharap adanya keterlibatan dari para kiai yang notabene dianggap sebagai tokoh masyarakat di Madura. ''Di sinilah kami berharap peran kiai untuk bisa memberikan kesadaran terhadap adanya perbedaan ini.''

Sementara itu terhadap peran pemerintah, Muhsin meminta agar adanya tindakan tegas kepada masyarakat yang telah melakukan tindak kekerasan. ''Ini tak bisa dibiarkan, kami mendesak agar aparat keamanan setempat bisa secepatnya mengungkap aksi kekerasan ini,'' ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement