REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Indonesia yang menantikan fenomena alam Blue Moon atau 'Bulan Biru' yang kabarnya bakal muncul pada Sabtu (1/9) mendatang, harus menelan kecewa. Sebab, menurut Pakar Astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Moeji Raharto, peristiwa berubahnya warna bulan menjadi biru itu tidak akan terlihat di langit Indonesia.
"Hanya akan terlihat pada keadaan cuaca yang lokal, misalnya tergantung kondisi aerosol di angkasa kita," jelasnya kepada ROL, Rabu (29/8).
Moeji menjelaskan, jika kondisi aerosol di angkasa yakni kandungan bulir es di angkasa Indonesia banyak, maka bulan dapat berwarna-warni. "Kalau atmosfer bumi tidak terdapat zat untuk membiaskan cahaya bulan, peristiwa Blue Moon tidak akan terlihat jelas," paparnya.
Namun prediksinya belum tentu seratus persen benar, karena menurutnya angkasa sangat dinamis. "Dapat saja kita melihatnya, semua kembali jika atmosfer terdapat bulir-bulir es," imbuh Moeji.
Meski penampakan Blue Moon tergantung bulir es, bukan berarti daerah bercuaca dingin dapat melihat Blue Moon. Mungkin saja, daerah panas seperti di Indonesia dapat melihatnya karena terletak di garis khatulistiwa. "Dapat saja panas membawa uap air, sehingga bulir es jatuh ke bumi kemudian membiaskan cahaya bulan," selorohnya.
Moeji menjelaskan satu tahun kalender masehi terdiri dari 365,2422 hari. Dalam satu bulan ada 29,53 hari, sehingga tiap satu tahun ada selisih 10,6 hari. "Maka setiap dua atau tiga tahun itu akan terjadi kelebihan satu bulan. Ini berarti akan ada dua purnama dalam satu bulan," jelasnya.
Artinya, setiap tahun biasanya ada 12 bulan purnama, tapi ini bisa 13 kali bulan purnama. "Untuk tahun ini bulan purnama dua kali dalam satu bulan jatuh di bulan Agustus tanggal 2 (Agustus) yang lalu dan 31 Agustus ini," ungkapnya. (baca: 1 September Bulan akan Berwarna Biru).
Menurut situs space.com, bulan terlihat biru jika di bumi terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi. Jelaga dan partikel abu yang tersimpan di atmosferlah yang terkadang bisa membuat bulan berwarna biru. Bulan berwarna biru akan terlihat seperti saat kebakaran hutan yang luas di bagian barat Kanada pada akhir September 1950 dan letusan gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991.
Bulan purnama berwarna biru ini akan muncul dan dapat dinikmati kembali pada bulan Juli 2015 mendatang. Terakhir kali Blue Moon muncul pada Desember 2009 lalu. Istilah Blue Moon pertama kali digunakan pada 1542 lampau dan dipakai hingga sekarang.