REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Beberapa kali aksi teror di Solo, Jawa Tengah, membuat Kepolisian Daerah Bali meningkatkan kewaspadaan. Tidak ingin kecolongan, Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Pol Hariadi, telah meningkatkan status kewaspadaan personelnya di wilayah Bali menjadi siaga satu.
"Kami semakin memperketat setiap pintu masuk ke Bali dan seluruh personel yang bertugas di lapangan dibekali senjata," kata Hariadi di Denpasar, Senin (3/9).
Dikatakannya, seluruh personel diinstruksikan meningkatkan kewaspadaannya. Beberapa pintu masuk strategis ke Pulau Dewata jelasnya, seperti Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai dan Bandara Ngurah Rai mendapat pengawasan ketat dan perhatian khusus. Begitu juga dengan tempat wisata utama dan pusat keramaian di Bali, mendapatkan pengawasan dan perhatian ekstra.
Masyarakat Bali dua kali menerima teror berupa serangan bom. Teror pertama pada 12 Oktober 2002 dan teror kedua yang dikenal dengan bom Bali dua terjadi 1 Oktober 2005. Menghindari kemungkinan teror berikutnya, berbagai pihak di Bali meningkatkan pengamanan, termasuk memperketat penjagaan di pintu masuk Bali maupun pintu masuk ke kawasan dan fasilitas wisata seperti perhotelan.
"Selain membekali personel kepolisian yang bertugas di lapangan dengan senjata, kami juga akan membekali mereka dengan kemampuan bela diri," kata Hariadi