REPUBLIKA.CO.ID, MANILA--Lebih dari 5.200 warga Filipina sedang menunggu untuk ke luar dari pertempuran di Suriah. Namun keinginan mereka terhalan dan terunda persyaratan birokrasi, kata pejabat departemen luar negeri pada Senin (3/9).
Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Rafael Seguis, menyatakan 5.228 warga Filipina mendaftar di Kedutaan Besar Filipina di Damaskus untuk pulang. Itu adalah angka terbesar sejak pertempuran itu pecah.
Seguis, yang bertindak sebagai utusan khusus membantu mempercepat pemulangan warga Filipina, menyatakan pekerja asing yang meninggalkan Suriah masih perlu melangkapi persyaratan dokumen dan memperoleh visa keluar sebelum pergi.
Surat sekitar 1.493 orang Filipina saat ini diproses dan mereka dapat pulang "dalam beberapa pekan", katanya. Sisanya berharap pertempuran mereda, tapi Seguis memperingatkan itu tidak mungkin.
"Itu akan menjadi sengketa dalam negeri, yang panjang dan berlarut-larut di antara warga Suriah," katanya kepada wartawan.
Ia menyeru lebih dari 7.000 warga Filipina di Suriah tersebut mengungsi saat jalur udara dan darat keluar dari negara itu masih terbuka.
Seguis menambahkan bahwa banyak orang Filipina tinggal di daerah genting Damaskus, Homs, Daraa, Aleppo, dan Idlib.
Pemerintah Filipina sudah memulangkan lebih dari 2.100 pekerja negara itu dari Suriah sejak memerintahkan pengungsian wajib warga negaranya di sana pada Desember.
Pekerja lain Filipina di Suriah ada yang lari sendiri atau dengan majikan Suriah mereka. Tapi upaya membawa kembali sisanya terhambat oleh kekurangan surat-surat. Pasalnya, banyak pekerja, yang masuk Suriah secara gelap kata pejabat.