REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua, James Modouw, mengakui hingga kini masih banyak penduduk Papua yang buta aksara terutama mereka yang berada di pedalaman.
"Jumlah penduduk yang buta aksara di pedalaman Papua cukup besar sehingga perlu peran serta semua pihak untuk memberantasnya," kata James Modouw menjawab pertanyaan ANTARA di Jayapura, Selasa (4/9).
Dikatakannya, dari hasil sensus 2010 yang baru diumumkan tahun 2011, terungkap sekitar 905 ribu dari 2,8 juta penduduk Papua ternyata buta aksara, dan dari jumlah tersebut terbanyak adalah penduduk pedalaman antara lain penduduk di Kabupaten Nduga dan Kab. Puncak.
Tingginya jumlah penduduk pedalaman yang buta aksara itu diduga akibat keterisolasian, karena selama ini mereka bermukim di kawasan yang sulit dijangkau, kata James Modouw. Dia menggambarkan, untuk mencapai permukiman mereka harus berjalan kaki selama berhari-hari, atau menggunakan pesawat bila daerah tersebut memiliki lapangan terbang.
Dengan tingginya jumlah penduduk yang buta aksara maka ke depan pihaknya akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti lembaga keagamaan dan lembaga sosial untuk mencari cara guna mengurangi angka buta aksara di Papua. Hal ini disebabkan buta aksara merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan, kata James Modouw.