Rabu 05 Sep 2012 21:04 WIB

Chandra Asri Niat Lunasi Utang Obligasi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Chairul Akhmad
 Sejumlah pekerja menata karung berisi polypropylene (bahan dasar pembuat plastik) PT Chandra Asri di Kawasan Industri Cilegon, Banten.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Sejumlah pekerja menata karung berisi polypropylene (bahan dasar pembuat plastik) PT Chandra Asri di Kawasan Industri Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), berencana membeli kembali sisa surat utang (obligasi) berdenominasi dolar AS yang diterbitkan anak usahanya, Altus Capital Pte Ltd.

Total obligasi global yang dikelurakan Altus Capital mencapai 230 juta dolar AS. Saat ini, sisa jumlah pokok terutang obligasi global tersebut mencapai 184,98 juta dolar AS dengan bunga 12,875 persen.

Obligasi tersebut sebetulnya masih jatuh tempo pada 2015 mendatang. Namun, Senior Vice  President Chandra Asih, Suryandi, mengatakan percepatan pelunasan sisa obligasi  ini untuk mengurangi beban perusahaan.

Sehingga, profitabilitas perusahaan ke depan efeknya lebih terasa. "Saat ini kami sedang membicarakan dengan beberapa bank lokal dan asing untuk mencari pinjaman 220 juta dolar AS," kata Suryandi melalui sambungan telepon, Rabu (5/9).

Pinjaman tersebut salah satunya untuk mendanai rencana pelunasan utang obligasi. Obligasi global tersebut dijamin oleh tiga perusahaan, yaitu Chandra Asri, PT Styrindo Mono Indonesia, dan PT Petrokimia Butadiene Indonesia.

Sehubungan dengan pelunasan ini, Altus Capital meminta persetujuan dari pemegang obligasi melalui sebuah keputusan luar biasa untuk mengubah syarat-syarat dan keterntuan surat utang dan akta perwaliamanatan tanggal 10 Februari 2010. DBS Bank Ltd, Deutsche Bank AG, Singapore Branch dan HSBC serta Lucid Issuer Services Limited telibat dalam joint dealer managers.

Seperti diketahui, perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini tengah melancarkan aksi korporasi yang cukup besar. Salah satunya, Chandra Asri dan PT Unilever Indonesia telah mengantongi rekomendasi fasilitas pembebasan pajak penghasilan (tax holiday) dari Kementerian Keuangan.

Ini terkait pembangunan pabrik butadin yang memproduksi bahan baku karet sintetis, seperti MixC4, yang diperlukan untuk industri ban. Dana pembangunan pabrik ini mencapai 150 juta dolar AS. Sumber pendanaannya berasal dari empat bank, yaitu HSBC, DBS Indonesia dan Singapura, Danamon, dan Standard Chatered Bank.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement