REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Sektor lain yang juga bermanuver adalah asuransi. Pasalnya asuransi ialah salah satu komponen penting dalam perdagangan minyak. Sebab mereka menjamin kapal-kapal yang mengirimkan minyak ke negara pembeli. Bisnis jual-beli minyak melibatkan uang besar, pertaruhannya serius bila minyak yang dikirim negara pengekspor tak sampai ke negara tujuan. Kapal tanker pun bukan investasi main-main. Tak ada asuransi berarti tak ada pelayaran.
Sialnya, salah satu elemen inti sanksi Uni Eropa adalah pelarangan bagi perusahaan-perusahaan asuransi EU untuk memberi jaminan kepada kapal yang mengirim minyak dari Iran.
Perlu dijelaskan kalau dalam transaksi minyak mentah, kapal tanker yang digunakan seringkali adalah kapal pihak ketiga yang disewa. Kapal-kapal sewaan ini hanya mau jalan mengangkut minyak dari Iran ke negara-negara pembeli bila ada perusahaan asuransi yang menjamin. Asuransi memang bagian penting dari bisnis pelayaran.
Karena itu pelarangan bagi perusahaan asuransi untuk menjamin kapal-kapal yang mengangkut minyak Iran sama saja menyuruh Iran untuk mengangkut minyak dengan kapal mereka sendiri –atau beralih ke perusahaan asuransi lain.
Padahal, mayoritas perusahaan asuransi yang bermain di bisnis pelayaran itu berasal dari AS atau Uni Eropa. Tidak heran bila para analis mengatakan bahwa sanksi ini berdampak serius dan mempengaruhi sampai 95% perusahaan asuransi pelayaran global. Kantor berita Bloomberg bahkan menyatakan larangan Uni Eropa terhadap sektor asuransi ini akan mempengaruhi pengiriman minyak Iran ke Korea Selatan, India, Jepang dan Cina.
Tak kehilangan akal, Iran menawarkan mengirimkan minyaknya dengan kapal-kapal tankernya sendiri. Layanan ini bisa dibilang sebagai versi internasional dari layanan antar-sampai-ke-rumah oleh Iran. Minyak dan alat angkutnya semuanya disediakan Iran dan negara pembeli hanya cukup membayar. Salah satu negara mendapat penawaran Iran yakniKorea Selatan.