REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Sebanyak 31 terowongan yang menghubungkan Sinai dengan Jalur Gaza dihancurkan pasukan militer Mesis selama operasi memerangi pejuang Islam. Penghancuran terowongan itu dilakukan pascakejadian penembakan di pos perbatasan yang dilakukan orang-orang bersenjata yang menewaskan 16 orang, Rabu (5/9) kemarin.
Juru bicara Komando Militer Mesir, Kolonel Ahmed Mohammed Ali mengatakan, ada sekitar 225 terowongan di Sinai. Terowongan tersebut digunakan untuk menyelundupkan berbagai macam produk ke Jalur Gaza. Ia mengungkapkan Pemeirntah Mesir sering menutup mata terhadap aktivitas lintas batas tersebut.
Memburuknya situasi keamanan pada selama Agustus mengundang kecemasan terhadap terowongan yang disinyalir bakal digunakan untuk menyelundupkan senjata. Mesir juga khawatir terowongan-terowongan itu bakal memfasilitasi pergerakan kelompok bersenjata di Sinai.
Pasukan Mesir, kata Kolonel Ahmed, juga sudah menewaskan 32 orang dan menangkap 38 orang. Penangkapan yang digelar selama operasi di Sinai itu, tidak hanya menangkap warga Mesir, tapi juga warga negara asing yang juga terlibat.
Di Sinai Utara, sebuah kantor polisi ditembaki orang-orang bersenjata. Beruntung tidak ada korban dalam serangan tersebut. Penembakan dilakukan pria bersenjata yang mengendarai mobil dan menembaki pos polisi di dekat Zuwayyid Sheikh, perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
"Polisi menembaki mereka, sehingga terjadi baku tembak sampai orang-orang bersenjata tersebut kabur," ujar salah satu pejabat keamanan kepada AFP.
Pascapenyerang yang dilakukan pemberontak untuk menggulingkan Presiden Husi Mubarak, Februari 2011, kantor Polisi di daerah tersebut belum beroperasi. Setelah 18 bulan terbengkalai, pemerintah setempat baru memperbaiki dan gedung-gedung difungsikan kembali pada awal Agustus lalu.