REPUBLIKA.CO.ID, AFGHANISTAN - Afghanistan melumpuhkan situs YouTube pada Rabu (12/9) demi mencegah warga Afghanistan menonton film buatan AS yang berisi penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Film berjudul "Innocence of Muslims" itu telah memicu protes keras di kawasan Afrika Utara dan telah memicu jatuhnya korban di Kedubes AS di Libya Mesir.
"Kami telah diperintahkan untuk menutup YouTube dari publik Afghan sampai video tersebut dihapus," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Teknologi di Kementerian Komunikasi Afghanistan kepada Reuters.
Film ini menuai protes di sejumlah negara seperti Mesir dan Libya. Aksi demo di Mesir sempat diwarnai pembakaran Bendera AS. Sementara itu, demo di Libya akhirnya berujung bentrokan yang berujung pada tewasnya Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga petugas negara adidaya tersebut.
Reaksi keras terhadap film tersebut tidak datang dari kalangan Muslim saja. Vatikan pada Rabu, juga mengutuk pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang dianggap menghasut dan memicu kemarahan umat Muslim
"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam pernyataannya.
Michael Melchior, seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel juga ikut mengecamnya. "Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pembela lama dialog antar-agama itu, Rabu.